Ini lima jenis permata RI digemari dunia
A
A
A
Sindonews.com - Perhiasan atau permata menjadi primadona baru ekspor Indonesia. Memasuki Februari 2014, perhiasan atau permata tiba-tiba menempati urutan tujuh dari 10 golongan barang yang menjadi andalan ekspor Indonesia.
Padahal, komoditas tersebut hampir tidak pernah masuk dalam 10 besar. Pada Februari 2014, nilai ekspor perhiasan atau permata mencapai USD505,7 juta atau Rp5,57 triliun (kurs Rp11.000/USD).
Nilai tersebut naik 42,7 persen dibandingkan Januari. Secara kumulatif, nilai ekspor perhiasan atau permata pada Januari-Februari 2014 menembus USD859,9 juta (Rp9,45 triliun), naik 10,6 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
Masuknya perhiasan atau permata dalam 10 besar didorong oleh naiknya permintaan dari sejumlah negara seperti Singapura, Hongkong, dan Uni Emirat Arab.
Permintaan terbesar perhiasan atau permata berupa jenis perhiasan dari emas. Termasuk dalam kategori golongan barang perhiasaan permata adalah bubuk logam mulia atau ingot-nya.
Berikut lima besar jenis perhiasan/permata dengan nilai ekspor terbesar:
1. Perhiasan yang terbuat dari selain emas dan perak dengan nilai ekspor USD271,3 juta atau Rp2,98 triliun. Negara tujuannya Afrika Selatan, Hongkong, dan Uni Emirat Arab.
2. Emas dalam bentuk gumpalan, ingot atau batang tuangan dengan nilai ekspor USD137,6 juta atau Rp1,51 triliun. Negara tujuan ekspor terbesar yaitu Hongkong, Singapura, Taiwan, dan Afrika Selatan.
3. Sisa dan skrap dari logam mulai selain emas dan perak dengan nilai ekspor USD49,4 juta atau Rp543 miliar. Negara tujuan ekspor Jepang
4. Bubuk emas dengan nilai ekspor USD19,8 juta atau Rp217,8 miliar. Negara tujuannya Singapura.
5. Perhiasan dari eprak, disepuh atau dipalut dengan logam mulia lainnya atau tidak dengan nilai ekspor USD15,23 atau R167 miliar. Di mana negara tujuannya yakni Emirat Arab, Hongkong, dan Amerika Serikat.
Padahal, komoditas tersebut hampir tidak pernah masuk dalam 10 besar. Pada Februari 2014, nilai ekspor perhiasan atau permata mencapai USD505,7 juta atau Rp5,57 triliun (kurs Rp11.000/USD).
Nilai tersebut naik 42,7 persen dibandingkan Januari. Secara kumulatif, nilai ekspor perhiasan atau permata pada Januari-Februari 2014 menembus USD859,9 juta (Rp9,45 triliun), naik 10,6 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
Masuknya perhiasan atau permata dalam 10 besar didorong oleh naiknya permintaan dari sejumlah negara seperti Singapura, Hongkong, dan Uni Emirat Arab.
Permintaan terbesar perhiasan atau permata berupa jenis perhiasan dari emas. Termasuk dalam kategori golongan barang perhiasaan permata adalah bubuk logam mulia atau ingot-nya.
Berikut lima besar jenis perhiasan/permata dengan nilai ekspor terbesar:
1. Perhiasan yang terbuat dari selain emas dan perak dengan nilai ekspor USD271,3 juta atau Rp2,98 triliun. Negara tujuannya Afrika Selatan, Hongkong, dan Uni Emirat Arab.
2. Emas dalam bentuk gumpalan, ingot atau batang tuangan dengan nilai ekspor USD137,6 juta atau Rp1,51 triliun. Negara tujuan ekspor terbesar yaitu Hongkong, Singapura, Taiwan, dan Afrika Selatan.
3. Sisa dan skrap dari logam mulai selain emas dan perak dengan nilai ekspor USD49,4 juta atau Rp543 miliar. Negara tujuan ekspor Jepang
4. Bubuk emas dengan nilai ekspor USD19,8 juta atau Rp217,8 miliar. Negara tujuannya Singapura.
5. Perhiasan dari eprak, disepuh atau dipalut dengan logam mulia lainnya atau tidak dengan nilai ekspor USD15,23 atau R167 miliar. Di mana negara tujuannya yakni Emirat Arab, Hongkong, dan Amerika Serikat.
(izz)