Bank Permata targetkan KTA Rp2,4 T
A
A
A
Sindonews.com - PT Bank Permata Tbk (BNLI) menargetkan nilai penyaluran kredit tanpa agunan (KTA/personal loan) tahun ini dapat mencapai Rp2,4 triliun. Kontribusi KTA Diharapkan dalam total kredit konsumer dapat menjadi 5 persen dari posisi tahun lalu di bawah 2 persen.
Direktur Ritel BNLI, Bianto Surodjo mengatakan, perseroan akan mencapai target meluncurkan PermataKTA Speed. Layanan ini akan mempermudah pencairan pinjaman untuk nasabah dengan menggunakan layanan mobile.
Bahkan, untuk beberapa segmen nasabah, pencairan pinjaman bisa dalam satu hari. Nilai pinjaman yang diberikan mulai dari Rp5 juta sampai Rp300 juta dengan variasi tenor hingga 36 bulan.
"Total KTA tahun lalu hanya Rp1,7 triliun atau masih kurang dari 2 persen. Potensinya besar karena masih minim eksplorasi, namun harus dilakukan dengan hati-hati," ujar Bianto dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (16/4/2014).
Menurutnya, saat ini semakin banyak nasabah yang memerlukan pinjaman mendesak yang harus didapatkan secara cepat. Segmen yang ditargetkan di usia 30-45 tahun yang membutuhkan biaya untuk kebutuhan pendidikan, berobat, ataupun renovasi rumah.
Potensi besar juga diyakini dengan cross selling setelah perseroan menggandeng Asuransi Sedaya Finance (ASF) dengan nilai akuisisi Rp2,2 trilliun yang lalu. "Kami akan genjot cross sell dengan ASF untuk produk konsumer atau ritel. Diharapkan dapat melampaui target," pungksa dia.
Direktur Ritel BNLI, Bianto Surodjo mengatakan, perseroan akan mencapai target meluncurkan PermataKTA Speed. Layanan ini akan mempermudah pencairan pinjaman untuk nasabah dengan menggunakan layanan mobile.
Bahkan, untuk beberapa segmen nasabah, pencairan pinjaman bisa dalam satu hari. Nilai pinjaman yang diberikan mulai dari Rp5 juta sampai Rp300 juta dengan variasi tenor hingga 36 bulan.
"Total KTA tahun lalu hanya Rp1,7 triliun atau masih kurang dari 2 persen. Potensinya besar karena masih minim eksplorasi, namun harus dilakukan dengan hati-hati," ujar Bianto dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (16/4/2014).
Menurutnya, saat ini semakin banyak nasabah yang memerlukan pinjaman mendesak yang harus didapatkan secara cepat. Segmen yang ditargetkan di usia 30-45 tahun yang membutuhkan biaya untuk kebutuhan pendidikan, berobat, ataupun renovasi rumah.
Potensi besar juga diyakini dengan cross selling setelah perseroan menggandeng Asuransi Sedaya Finance (ASF) dengan nilai akuisisi Rp2,2 trilliun yang lalu. "Kami akan genjot cross sell dengan ASF untuk produk konsumer atau ritel. Diharapkan dapat melampaui target," pungksa dia.
(izz)