Pemerintah Lelang 21 Blok Migas
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memutuskan untuk melelang 21 blok minyak dan gas bumi (migas) baik konvensional maupun nonkonvensional guna mendukung program percepatan produksi migas.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Edy Hermantoro mengatakan, ke-21 blok tersebut terdiri atas 13 migas konvensional dan 8 lainnya non konvensional. Pemerintah menetapkan minimum komitmen pemboran satu sumur eksplorasi untuk setiap blok yang di tawarkan.
"Kami berharap para investor ikut dalam lelang ini," ujarnya dalam acara penutupan IPA-38 di JCC Jakarta, Jumat (23/5/2014).
Dia menyebutkan dari 13 blok migas konvensional merupakan lelang putaran pertama 2014, terdiri atas enam yang ditawarkan melalui penawaran langsung. Di antaranya, North Central Java Offshore di lepas pantai Jateng, Kualakurun di daratan Kalteng, Garung di daratan dan lepas pantai Kalteng, Offshore Pulau Moa Selatan di lepas pantai Maluku, Dolok di lepas pantai dan daratan Papua, dan Southeast Papua di daratan Papua.
Kemudian, lima blok ditawarkan dengan skema lelang reguler yakni North Madura II di lepas pantai Jatim, Yamdena di lepas pantai Maluku, South Aru II di lepas pantai Maluku, Aru Trough I di lepas pantai Maluku, dan Aru Trough II di lepas pantai Maluku.
Sementara, dua blok sisanya merupakan blok yang ditawar secara langsung oleh PT Pertamina (Persero) sesuai Permen ESDM No 35 Tahun 2008. Kedua blok tersebut adalah Abar di lepas pantai utara yang membentang dari Jakarta hingga Jabar dan Anggursi di lepas pantai utara Jabar dan Jateng.
"Sebelumnya dua blok migas ini di kelolaboleh Arco kemudian dikembalikan ke pemerintah. Dan Pertamina ingin mengelolanya," ungkap dia.
Edy mengatakan, untuk blok migas nonkonvensional terdiri tiga yang ditawarkan secara langsung yakni Sakakemang Deep di daratan Sumsel, Selat Panjang Deep di daratan Riau, dan Palmerah Deep di daratan Sumsel.
Dua blok ditawar secara langsung oleh Pertamina yakni Jambi 1 Deep di daratan Jambi dan Jambi 2 Deep di daratan Jambi. Tiga blok nonkonvensional dengan skema reguler yakni Shinta di daratan Sumsel, North Tarakan di daratan Kaltim, dan Kutai di daratan Kaltim.
Keberhasilan penawaran blok migas ini diperkirakan akan memberikan tambahan total sumber daya migas baru sekitar 3,5 milar barel minyak dan 107,7 tcf gas.
"Diharapkan tambahan sumber daya migas memberikan kontribusi yang lebih optimal dalam peningkatan cadangan migas di masa mendatang," katanya.
Menteri ESDM Jero Wacik mengatakan, pemerintah menargetkan dapat merealisasikan 10-15 kontrak kerja sama blok migas yang di lelang setiap tahun. Hal itu terkait target dan upaya pemerintah dalam meningkatkan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi. "Tujuannya untuk meningkatkan produksi minyak dan gas bumi nasional," tuturnya.
Sebelumnya, pemerintah telah menandatangani Kontrak Kerja Sama (KKS) wilayah kerja migas dengan tujuh KKKS hasil lelang yang dilakukan akhir 2012-akhir 2013.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Edy Hermantoro mengatakan, ke-21 blok tersebut terdiri atas 13 migas konvensional dan 8 lainnya non konvensional. Pemerintah menetapkan minimum komitmen pemboran satu sumur eksplorasi untuk setiap blok yang di tawarkan.
"Kami berharap para investor ikut dalam lelang ini," ujarnya dalam acara penutupan IPA-38 di JCC Jakarta, Jumat (23/5/2014).
Dia menyebutkan dari 13 blok migas konvensional merupakan lelang putaran pertama 2014, terdiri atas enam yang ditawarkan melalui penawaran langsung. Di antaranya, North Central Java Offshore di lepas pantai Jateng, Kualakurun di daratan Kalteng, Garung di daratan dan lepas pantai Kalteng, Offshore Pulau Moa Selatan di lepas pantai Maluku, Dolok di lepas pantai dan daratan Papua, dan Southeast Papua di daratan Papua.
Kemudian, lima blok ditawarkan dengan skema lelang reguler yakni North Madura II di lepas pantai Jatim, Yamdena di lepas pantai Maluku, South Aru II di lepas pantai Maluku, Aru Trough I di lepas pantai Maluku, dan Aru Trough II di lepas pantai Maluku.
Sementara, dua blok sisanya merupakan blok yang ditawar secara langsung oleh PT Pertamina (Persero) sesuai Permen ESDM No 35 Tahun 2008. Kedua blok tersebut adalah Abar di lepas pantai utara yang membentang dari Jakarta hingga Jabar dan Anggursi di lepas pantai utara Jabar dan Jateng.
"Sebelumnya dua blok migas ini di kelolaboleh Arco kemudian dikembalikan ke pemerintah. Dan Pertamina ingin mengelolanya," ungkap dia.
Edy mengatakan, untuk blok migas nonkonvensional terdiri tiga yang ditawarkan secara langsung yakni Sakakemang Deep di daratan Sumsel, Selat Panjang Deep di daratan Riau, dan Palmerah Deep di daratan Sumsel.
Dua blok ditawar secara langsung oleh Pertamina yakni Jambi 1 Deep di daratan Jambi dan Jambi 2 Deep di daratan Jambi. Tiga blok nonkonvensional dengan skema reguler yakni Shinta di daratan Sumsel, North Tarakan di daratan Kaltim, dan Kutai di daratan Kaltim.
Keberhasilan penawaran blok migas ini diperkirakan akan memberikan tambahan total sumber daya migas baru sekitar 3,5 milar barel minyak dan 107,7 tcf gas.
"Diharapkan tambahan sumber daya migas memberikan kontribusi yang lebih optimal dalam peningkatan cadangan migas di masa mendatang," katanya.
Menteri ESDM Jero Wacik mengatakan, pemerintah menargetkan dapat merealisasikan 10-15 kontrak kerja sama blok migas yang di lelang setiap tahun. Hal itu terkait target dan upaya pemerintah dalam meningkatkan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi. "Tujuannya untuk meningkatkan produksi minyak dan gas bumi nasional," tuturnya.
Sebelumnya, pemerintah telah menandatangani Kontrak Kerja Sama (KKS) wilayah kerja migas dengan tujuh KKKS hasil lelang yang dilakukan akhir 2012-akhir 2013.
(izz)