Peluang IHSG Rebound Terbuka
A
A
A
JAKARTA - Aksi jual dan koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terjadi kemarin diperkirakan akan membuka peluang pelemahan lanjutan pada perdagangan hari keempat pekan ini. Namun, peluang IHSG berbalik arah (rebound) juga terbuka lantaran sentimen positif dari Wall Street yang ditutup positif.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, pola doji star masih bertahan di middle bollinger band (MBB ). MACD masih melandai dengan histogram negatif yang mendatar. RSI, Stochastic, dan William’s %R masih tertahan kenaikannya.
IHSG kemarin sempat bergerak naik dan masuk dalam target resisten 4.940-4.954, namun ditutup di bawah level tersebut. Menurut dia, aksi jual memanfaatkan kenaikan sebelumnya membuat IHSG sulit melanjutkan kenaikan.
“Dengan pelemahan yang terjadi tentu akan membuka peluang penurunan lanjutan, tetapi kondisi tersebut dapat berbeda jika laju bursa saham global dapat bergerak rebound,“ kata dia dalam risetnya, Kamis (5/6/2014).
Dia menuturkan, laju IHSG hari ini masih akan variatif dengan pelemahan tipis. IHSG diperkirakan akan berada pada rentang support 4.915-4.925 dan resisten 4.945-4.958.
Reza menjelaskan, meski terdapat sentimen positif dari pernyataan Menteri Keuangan bahwa laju defisit kuartal II/2014 tidak akan seburuk tahun lalu dan ekspektasi peningkatan kredit konsumsi perbankan, namun belum mampu menghalau aksi jual yang terjadi kemarin.
Bahkan kembalinya aksi beli asing juga tidak cukup membantu kenaikan lanjutan IHSG karena besarnya volume jual, terutama dari investor lokal. Aksi jual ditenggarai karena masih merespon negatifnya laju rupiah yang masih melanjutkan penurunannya.
Selain itu, variatif mulai tertahannya laju bursa saham Asia juga turut menahan IHSG. Di sisi lain, masih adanya daya beli pada saham-saham manufaktur, perdagangan, dan beberapa properti setidaknya dapat mengurangi penurunan yang terjadi.
Sepanjang perdagangan Rabu (4/6/2014), IHSG menyentuh level tertinggi 4.946,89 di mid sesi 1 dan menyentuh level terendah 4.919,92 di mid sesi 2 dan berakhir di level 4.932,56.
Volume perdagangan dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett buy dengan kenaikan nilai transaksi beli dan penurunan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, pola doji star masih bertahan di middle bollinger band (MBB ). MACD masih melandai dengan histogram negatif yang mendatar. RSI, Stochastic, dan William’s %R masih tertahan kenaikannya.
IHSG kemarin sempat bergerak naik dan masuk dalam target resisten 4.940-4.954, namun ditutup di bawah level tersebut. Menurut dia, aksi jual memanfaatkan kenaikan sebelumnya membuat IHSG sulit melanjutkan kenaikan.
“Dengan pelemahan yang terjadi tentu akan membuka peluang penurunan lanjutan, tetapi kondisi tersebut dapat berbeda jika laju bursa saham global dapat bergerak rebound,“ kata dia dalam risetnya, Kamis (5/6/2014).
Dia menuturkan, laju IHSG hari ini masih akan variatif dengan pelemahan tipis. IHSG diperkirakan akan berada pada rentang support 4.915-4.925 dan resisten 4.945-4.958.
Reza menjelaskan, meski terdapat sentimen positif dari pernyataan Menteri Keuangan bahwa laju defisit kuartal II/2014 tidak akan seburuk tahun lalu dan ekspektasi peningkatan kredit konsumsi perbankan, namun belum mampu menghalau aksi jual yang terjadi kemarin.
Bahkan kembalinya aksi beli asing juga tidak cukup membantu kenaikan lanjutan IHSG karena besarnya volume jual, terutama dari investor lokal. Aksi jual ditenggarai karena masih merespon negatifnya laju rupiah yang masih melanjutkan penurunannya.
Selain itu, variatif mulai tertahannya laju bursa saham Asia juga turut menahan IHSG. Di sisi lain, masih adanya daya beli pada saham-saham manufaktur, perdagangan, dan beberapa properti setidaknya dapat mengurangi penurunan yang terjadi.
Sepanjang perdagangan Rabu (4/6/2014), IHSG menyentuh level tertinggi 4.946,89 di mid sesi 1 dan menyentuh level terendah 4.919,92 di mid sesi 2 dan berakhir di level 4.932,56.
Volume perdagangan dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett buy dengan kenaikan nilai transaksi beli dan penurunan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.
(rna)