Produk Hortikultura RI Lebih Unggul di ASEAN
A
A
A
JAKARTA - Wakil Ketua Komisi IV DPR Herman Khaeron mengaku tidak setuju dengan pandangan sejumlah pihak yang seolah-olah menilai, sebelum diberlakukan pasar bebas ASEAN, pasar produk pertanian Indonesia telah dikuasai produk impor.
Dia menilai, yang 'tampak' dikuasai itu hanya produk pangan. Sementara produk hortikultura, perkebunan, dan perikanan, Indonesia dinilai lebih unggul dibanding negara lain di ASEAN.
Soal membanjirnya produk pangan impor, pemerintah menghadapi dilema. Yakni harus menyediakan stok dalam jumlah yang cukup untuk seluruh kebutuhan konsumsi. Di sisi lain, juga harus menjaga stabilitas harga di tingkat konsumen.
"Inilah yang menyebabkan pemerintah sering kali memilih jalan impor untuk menjaga stabilitas harga. Meskipun impor itu sesuai UU merupakan pilihan terakhir," jelasnya, Rabu (18/6/2014).
Dari sisi produksi, produk pertanian pangan Indonesia tidak kalah dengan negara tetangga. Dia menyebutkan, hasil pertanian padi di Indonesia mencapai 30 juta ton, sementara Thailand hanya mampu menghasilkan 20 juta ton.
Persoalannya, kata Herman, konsumen Indonesia jauh lebih banyak dari Thailand, sehingga Indonesia harus mengimpor produk dari Thailand yang hanya dikonsumsi 10 juta ton.
Dia juga mengingatkan, kondisi Indonesia sebagai negara kepulauan, tidak seperti di Amerika Serikat atau negara-negara daratan lainnya.
Sehingga, membuat tantangan tersendiri dalam mencapai target stabilitas harga. Karena, jarak antara satu tempat ke tempat lain membutuhkan ongkos yang lebih besar.
Dia menilai, yang 'tampak' dikuasai itu hanya produk pangan. Sementara produk hortikultura, perkebunan, dan perikanan, Indonesia dinilai lebih unggul dibanding negara lain di ASEAN.
Soal membanjirnya produk pangan impor, pemerintah menghadapi dilema. Yakni harus menyediakan stok dalam jumlah yang cukup untuk seluruh kebutuhan konsumsi. Di sisi lain, juga harus menjaga stabilitas harga di tingkat konsumen.
"Inilah yang menyebabkan pemerintah sering kali memilih jalan impor untuk menjaga stabilitas harga. Meskipun impor itu sesuai UU merupakan pilihan terakhir," jelasnya, Rabu (18/6/2014).
Dari sisi produksi, produk pertanian pangan Indonesia tidak kalah dengan negara tetangga. Dia menyebutkan, hasil pertanian padi di Indonesia mencapai 30 juta ton, sementara Thailand hanya mampu menghasilkan 20 juta ton.
Persoalannya, kata Herman, konsumen Indonesia jauh lebih banyak dari Thailand, sehingga Indonesia harus mengimpor produk dari Thailand yang hanya dikonsumsi 10 juta ton.
Dia juga mengingatkan, kondisi Indonesia sebagai negara kepulauan, tidak seperti di Amerika Serikat atau negara-negara daratan lainnya.
Sehingga, membuat tantangan tersendiri dalam mencapai target stabilitas harga. Karena, jarak antara satu tempat ke tempat lain membutuhkan ongkos yang lebih besar.
(izz)