Pefindo Tegaskan Peringkat A- Obligasi SDRA
A
A
A
JAKARTA - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idA- untuk Obligasi I/2011 Seri B PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk (SDRA) senilai Rp175 miliar, yang akan jatuh tempo pada 1 Desember 2014.
Analis Pefindo Hendro Utomo mengatakan, kesiapan bank untuk melunasi obligasi tersebut didukung penempatan pada Bank Indonesia (BI).
"Per akhir Juni 2014, penempatan bank di BI sebesar Rp290 miliar," kata dia dalam rilisnya, Jumat (29/8/2014).
Selain itu, Pefindo juga memberikan peringkat idAAA untuk Obligasi VII tahun 2014, yang diterbitkan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebesar Rp1,5 triliun.
Adapun obligasi terbitan PT Adira Dinamika Multifinance Tbk (ADMF) mendapat peringkat AA+. Obligasi tersebut, yakni Obligasi IV/2010 Seri E akan jatuh tempo pada 29 Oktober 2014 dan Obligasi Berkelanjutan II/2013 tahp II Seri A, yang akan jatuh tempo pada 3 November 2014 senilai Rp1,4 triliun.
Revisi Prospek BJBR
Pefindo merevisi prospek peringkat PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) dan Obligasi VII/20111 menjadi negatif dari stabil, dengan peringkat idAA-.
Analis Pefindo lainnya, Dyah Puspita Rini menjelaskan, revisi prospek peringkat tersebut diturunkan karena melemahnya indikator kualitas aset dan profitabilitas perusahaan, yang terlihat dari naiknya rasio pembiayaan bermasalah (non-performing loan/NPL) dan menurunnya rasio efisiensi bank.
"Kondisi ekonomi yang kurang menguntungkan meyebabkan menurunnya kemampuan bayar debitur, terutama dari segmen mikro dan komersial. Selain itu, tingkat suku bunga yang tinggi memberi pengaruh komposisi pendanaan bank dan menempatkan rasio dalam tekanan," tuturnya.
Menurut dia, BJBR telah berupaya memeperbaiki tingkat NPL dengan menyalurkan kredit yang lebih selektif pada segmen mikro dan komersial serta aktivitas akuisisi pihak ketiga dengan lebih hati-hati.
Kendati demikian, hasil dari inisiatif tersebut terhadap profil risiko bank masih perlu dilihat, terutama dengan personel manajemen yang terbatas dan persaingan yang ketat dalam industri perbankan.
Peringkat itu dapat diturunkan jika profil kualitas aset dan profitabilitas bank terus menurun secara signifikan, sehingga memperlemah posisi risiko keuangan BJBR.
Sebaliknya, Pefindo dapat merevisi prospek menjadi stabil jika perusahaan mampu memperbaiki profil risiko keuangan dengan memulihkan indikator kualitas aset dan profitabilitas atau memperkuat profil permodalan bank.
Adapun peringkat idAA- BJBR mencerminkan posisi perusahaan yang kuat dalam industri perbankan, pasar yang captive di Jawa Barat dan banten dan permodalan yang baik. Namun, peringkat itu dibatasi oleh kredit bermasalah yang cukup tingggi di segemn kredit produktif dan konsentrasi dalam portofolio pendanaan.
Analis Pefindo Hendro Utomo mengatakan, kesiapan bank untuk melunasi obligasi tersebut didukung penempatan pada Bank Indonesia (BI).
"Per akhir Juni 2014, penempatan bank di BI sebesar Rp290 miliar," kata dia dalam rilisnya, Jumat (29/8/2014).
Selain itu, Pefindo juga memberikan peringkat idAAA untuk Obligasi VII tahun 2014, yang diterbitkan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebesar Rp1,5 triliun.
Adapun obligasi terbitan PT Adira Dinamika Multifinance Tbk (ADMF) mendapat peringkat AA+. Obligasi tersebut, yakni Obligasi IV/2010 Seri E akan jatuh tempo pada 29 Oktober 2014 dan Obligasi Berkelanjutan II/2013 tahp II Seri A, yang akan jatuh tempo pada 3 November 2014 senilai Rp1,4 triliun.
Revisi Prospek BJBR
Pefindo merevisi prospek peringkat PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) dan Obligasi VII/20111 menjadi negatif dari stabil, dengan peringkat idAA-.
Analis Pefindo lainnya, Dyah Puspita Rini menjelaskan, revisi prospek peringkat tersebut diturunkan karena melemahnya indikator kualitas aset dan profitabilitas perusahaan, yang terlihat dari naiknya rasio pembiayaan bermasalah (non-performing loan/NPL) dan menurunnya rasio efisiensi bank.
"Kondisi ekonomi yang kurang menguntungkan meyebabkan menurunnya kemampuan bayar debitur, terutama dari segmen mikro dan komersial. Selain itu, tingkat suku bunga yang tinggi memberi pengaruh komposisi pendanaan bank dan menempatkan rasio dalam tekanan," tuturnya.
Menurut dia, BJBR telah berupaya memeperbaiki tingkat NPL dengan menyalurkan kredit yang lebih selektif pada segmen mikro dan komersial serta aktivitas akuisisi pihak ketiga dengan lebih hati-hati.
Kendati demikian, hasil dari inisiatif tersebut terhadap profil risiko bank masih perlu dilihat, terutama dengan personel manajemen yang terbatas dan persaingan yang ketat dalam industri perbankan.
Peringkat itu dapat diturunkan jika profil kualitas aset dan profitabilitas bank terus menurun secara signifikan, sehingga memperlemah posisi risiko keuangan BJBR.
Sebaliknya, Pefindo dapat merevisi prospek menjadi stabil jika perusahaan mampu memperbaiki profil risiko keuangan dengan memulihkan indikator kualitas aset dan profitabilitas atau memperkuat profil permodalan bank.
Adapun peringkat idAA- BJBR mencerminkan posisi perusahaan yang kuat dalam industri perbankan, pasar yang captive di Jawa Barat dan banten dan permodalan yang baik. Namun, peringkat itu dibatasi oleh kredit bermasalah yang cukup tingggi di segemn kredit produktif dan konsentrasi dalam portofolio pendanaan.
(rna)