Wamenkeu: Tak Ada Ruang BBM Over Kuota
A
A
A
JAKARTA - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Bambang PS Brodjonegoro menegaskan, tidak ada ruang untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) melebihi kuota yang ditetapkan, yaitu 46 juta kiloliter (kl).
"Harus diupayakan segala cara untuk 46 juta kiloliter. Saya pikir, yang kemarin heboh itu karena mungkin terlalu ekstra ketat. Tapi kita harus lihat banyak juga SPBU yang enggak ada apa-apa," terang dia di kantor Kemenkeu, Jakarta, Jumat (29/8/2014).
Dia mengatakan, yang perlu diperbaiki adalah alokasi dari distribusi BBM berdasarkan wilayah dan daerahnya. Menurutnya, paling penting adalah target 46 juta kl tidak terlampaui.
"Pokoknya itu supaya Pertamina lebih hati-hati dalam mengantisipasi. Supaya tidak terlalu ketat sekarang, dan hanya untuk semua SPBU. Padahal, kalau management distribusinya lebih bagus, buktinya banyak SPBU yang enggak kenapa-kenapa," tutur Bambang.
Sebab itu, lanjut Wamenkeu, ada yang salah dalam konteks alokasi. Karena itu, dia berpesan agar semua pihak tidak membuat masyarakat menjadi panik dengan isu bahan bakar primadona tersebut.
"Dalam artian mereka kemarin berebut, membeli subsidi BBM sebanyak-banyaknya. Beli sesuai kebutuhan lah," pungkasnya.
"Harus diupayakan segala cara untuk 46 juta kiloliter. Saya pikir, yang kemarin heboh itu karena mungkin terlalu ekstra ketat. Tapi kita harus lihat banyak juga SPBU yang enggak ada apa-apa," terang dia di kantor Kemenkeu, Jakarta, Jumat (29/8/2014).
Dia mengatakan, yang perlu diperbaiki adalah alokasi dari distribusi BBM berdasarkan wilayah dan daerahnya. Menurutnya, paling penting adalah target 46 juta kl tidak terlampaui.
"Pokoknya itu supaya Pertamina lebih hati-hati dalam mengantisipasi. Supaya tidak terlalu ketat sekarang, dan hanya untuk semua SPBU. Padahal, kalau management distribusinya lebih bagus, buktinya banyak SPBU yang enggak kenapa-kenapa," tutur Bambang.
Sebab itu, lanjut Wamenkeu, ada yang salah dalam konteks alokasi. Karena itu, dia berpesan agar semua pihak tidak membuat masyarakat menjadi panik dengan isu bahan bakar primadona tersebut.
"Dalam artian mereka kemarin berebut, membeli subsidi BBM sebanyak-banyaknya. Beli sesuai kebutuhan lah," pungkasnya.
(izz)