Pengusaha Nilai Subsidi BBM Tidak Wajar
A
A
A
JAKARTA - Pengusaha dan CEO Bosowa Group Erwin Aksa mengatakan, di mata pengusaha subsidi BBM saat ini sudah tidak wajar.
Tingginya subsidi BBM yang mencapai Rp400 triliun membuat ruang fiskal semakin sempit, sehingga tidak ada ruang untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur.
Apalagi, kata dia, sebagian besar yang menikmati subsidi BBM adalah kelas menengah bukan masyarakat kurang mampu.
"Pemerintahan baru harus berani mengambil terobosan yaitu naikkan harga BBM," kata dia di Jakarta, Jumat (19/9/2014).
Erwin mengatakan, pengusaha meminta agar pemerintahan baru menaikkan harga BBM, kenaikan subsidinya Rp1.000/liter.
Kenaikan subsidi BBM harus diikuti program kompensasi bagi masyarakat kurang mampu. "Jangan sampai kenaikan harga BBM tidak diikuti program kompensasi," tandasnya.
Tingginya subsidi BBM yang mencapai Rp400 triliun membuat ruang fiskal semakin sempit, sehingga tidak ada ruang untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur.
Apalagi, kata dia, sebagian besar yang menikmati subsidi BBM adalah kelas menengah bukan masyarakat kurang mampu.
"Pemerintahan baru harus berani mengambil terobosan yaitu naikkan harga BBM," kata dia di Jakarta, Jumat (19/9/2014).
Erwin mengatakan, pengusaha meminta agar pemerintahan baru menaikkan harga BBM, kenaikan subsidinya Rp1.000/liter.
Kenaikan subsidi BBM harus diikuti program kompensasi bagi masyarakat kurang mampu. "Jangan sampai kenaikan harga BBM tidak diikuti program kompensasi," tandasnya.
(izz)