Laju Pasar Obligasi Diprediksi Melemah Terbatas
A
A
A
JAKARTA - Laju pasar obligasi pada pekan ini diprediksi mulai melemah terbatas lantaran koreksi signifikan yang telah terjadi dalam dua pekan sebelumnya.
Sekretaris Umum Forum Komunikasi Certified Securities Analyst (FK-CSA) Reza Priyambda mengatakan, laju pasar obligasi pada pekan ini akan ditentukan oleh penilaian pelaku pasar terhadap rilis data-data makroekonomi Indonesia dan laju nilai tukar rupiah.
"Kami harapkan pelemahan yang ada dapat sedikit terbatas dengan telah dalamnya penurunan yang terjadi dalam 2 pekan kemarin," kata dia dalam risetnya.
Dia memperkirakan dan mengharapkan laju pasar obligasi mulai melemah terbatas dengan perubahan harga rata-rata minimal 20-35 basis points (bps). Tetapi, jika sebaliknya maka harga obligasi akan mencoba bergerak naik dengan minimal rata-rata 15-25 bps.
"Untuk itu, tetap cermati perubahan sentimen yang ada," saran Reza.
Pada pekan ini, pemerintah akan kembali melakukan lelang Surat Utang Negara dalam mata uang pada hari ini (30/9/2014), dengan jumlah indikatif yang dilelang sebesar Rp10 triliun untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN-P 2014.
Rinciannya, Seri SPN03150103 (new issuance) dengan pembayaran bunga secara diskonto dan jatuh tempo pada 3 Januari 2015; Seri SPN12151001 (new issuance) dengan pembayaran bunga secara diskonto dan jatuh tempo pada 1 Oktober 2015; Seri FR0069 (reopening) dengan tingkat bunga tetap (fixed rate) sebesar 7,875% dan jatuh tempo pada 15 April 2019.
Selain itu, Seri FR0071 (reopening) dengan tingkat bunga tetap (fixed rate) sebesar 9,000% dan jatuh tempo pada 15 Maret 2029; Seri FR0068 (reopening) dengan tingkat bunga tetap (fixed rate) sebesar 8,375% dan jatuh tempo pada 15 Maret 2034.
Sekretaris Umum Forum Komunikasi Certified Securities Analyst (FK-CSA) Reza Priyambda mengatakan, laju pasar obligasi pada pekan ini akan ditentukan oleh penilaian pelaku pasar terhadap rilis data-data makroekonomi Indonesia dan laju nilai tukar rupiah.
"Kami harapkan pelemahan yang ada dapat sedikit terbatas dengan telah dalamnya penurunan yang terjadi dalam 2 pekan kemarin," kata dia dalam risetnya.
Dia memperkirakan dan mengharapkan laju pasar obligasi mulai melemah terbatas dengan perubahan harga rata-rata minimal 20-35 basis points (bps). Tetapi, jika sebaliknya maka harga obligasi akan mencoba bergerak naik dengan minimal rata-rata 15-25 bps.
"Untuk itu, tetap cermati perubahan sentimen yang ada," saran Reza.
Pada pekan ini, pemerintah akan kembali melakukan lelang Surat Utang Negara dalam mata uang pada hari ini (30/9/2014), dengan jumlah indikatif yang dilelang sebesar Rp10 triliun untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN-P 2014.
Rinciannya, Seri SPN03150103 (new issuance) dengan pembayaran bunga secara diskonto dan jatuh tempo pada 3 Januari 2015; Seri SPN12151001 (new issuance) dengan pembayaran bunga secara diskonto dan jatuh tempo pada 1 Oktober 2015; Seri FR0069 (reopening) dengan tingkat bunga tetap (fixed rate) sebesar 7,875% dan jatuh tempo pada 15 April 2019.
Selain itu, Seri FR0071 (reopening) dengan tingkat bunga tetap (fixed rate) sebesar 9,000% dan jatuh tempo pada 15 Maret 2029; Seri FR0068 (reopening) dengan tingkat bunga tetap (fixed rate) sebesar 8,375% dan jatuh tempo pada 15 Maret 2034.
(rna)