Pengamat Heran Rachmat Gobel Tidak Pimpin Kemenperin
A
A
A
JAKARTA - Pengamat Perdagangan Sri Adiningsih mengaku heran lantaran pengusaha sekelas Rachmat Gobel tidak menjadi Menteri Perindustrian di era pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Pasalnya, Rachmat Gobel merupakan pengusaha sukses di bidang industri yang menggawangi produk andalan Indonesia Panasonic dan sudah mendunia hingga saat ini.
"Saya lebih berharap beliau di Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Tapi kalau ditaruh di perdagangan sama Pak Jokowi, ya pasti ada ketentuan-ketentuan tertentu kenapa beliau ditaruh di sana," ujarnya kepada Sindonews di Jakarta, Senin (27/10/2014).
Menurutnya, pengalaman Rachmat juga lebih banyak di bidang industri, baik dalam maupun luar negeri mengingat kiprahnya sebagai pengusaha.
"Ya, karena dia punya pengalaman yang baik di sektor industri. Beliau juga punya pendidikan itu. Di dalam bisnis juga baik sekali. Hanya saja kan isu perdagangan itu beda dengan industri," ujar dia.
Sri memaparkan, perbedaan isu perdagangan itu lebih kompleks ketimbang perindustrian. Jadi memang membutuhkan pengalaman yang baik juga di dalam mengelola perdagangan domestik dan luar negeri.
"Jangan lupa, kita ini sekrang semakin tergantung kepada luar negeri. Saya harap, Pak Rachmat mendapatkan dukungan dari pembantu-pembantunya yang ahli perdagangan internasional, supaya kerja beliau semakin maksimal," tandasnya.
(Baca: Rahmat Gobel Diminta Perbaiki Neraca Perdagangan)
Pasalnya, Rachmat Gobel merupakan pengusaha sukses di bidang industri yang menggawangi produk andalan Indonesia Panasonic dan sudah mendunia hingga saat ini.
"Saya lebih berharap beliau di Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Tapi kalau ditaruh di perdagangan sama Pak Jokowi, ya pasti ada ketentuan-ketentuan tertentu kenapa beliau ditaruh di sana," ujarnya kepada Sindonews di Jakarta, Senin (27/10/2014).
Menurutnya, pengalaman Rachmat juga lebih banyak di bidang industri, baik dalam maupun luar negeri mengingat kiprahnya sebagai pengusaha.
"Ya, karena dia punya pengalaman yang baik di sektor industri. Beliau juga punya pendidikan itu. Di dalam bisnis juga baik sekali. Hanya saja kan isu perdagangan itu beda dengan industri," ujar dia.
Sri memaparkan, perbedaan isu perdagangan itu lebih kompleks ketimbang perindustrian. Jadi memang membutuhkan pengalaman yang baik juga di dalam mengelola perdagangan domestik dan luar negeri.
"Jangan lupa, kita ini sekrang semakin tergantung kepada luar negeri. Saya harap, Pak Rachmat mendapatkan dukungan dari pembantu-pembantunya yang ahli perdagangan internasional, supaya kerja beliau semakin maksimal," tandasnya.
(Baca: Rahmat Gobel Diminta Perbaiki Neraca Perdagangan)
(izz)