Kaliandra Merah Dipercaya dapat Penuhi Listrik Morowali
A
A
A
JAKARTA - Bupati Kabupaten Morowali Sulawesi Tengah, Anwar Hafidz mengku yakin bahwa tanaman berjenis Kaliandra Merah dapat memenuhi kebutuhan listrik di daerahnya, yang biasanya hanya menikmati listrik enam jam per hari.
Saat ini, Pemda Morowali bersama Kadin dan PT PLN Enjiniring telah bekerja sama untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Biomass (PLTB). Kapasitas pembangkit bahan bakar kayu Kaliandra ini hanya 10 megawatt (MW).
"Potensi dan lahan untuk tanaman kayu ada di Morowali. Saya tidak mau berlama-lama dan segera siapkan MoU karena mudah-mudahan ini cepat terealisasi," ujar dia di Menara Kadin, Jakarta, Senin (10/11/2014).
Sementara itu, Direktur Utama PT PLN Enginiring, Zainal Abidin Sihite menerangkan, pemrosesan Kaliandra Merah untuk pembangkit ini dilakukan dengan kayunya yang kemudian dipotong potong dan mengeluarkan kalori seperti batu bara. Kayu ini dinilai lebih baik karena tidak mengeluarkan polusi seperti batu bara.
"Daerah yang punya lahan nganggur dan kosong sangat berpeluang untuk menanam tanaman pohon ini dan diolah jadi bahan bakar pembangkit. Kalau tidak, pohon juga bisa dijual ke PLN untuk pembangkit. Energi dijual ke masyarakat jadi ada siklus yang menarik," tutupnya.
(Baca: Morowali Hanya Nikmati Listrik 6 Jam/Hari)
Saat ini, Pemda Morowali bersama Kadin dan PT PLN Enjiniring telah bekerja sama untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Biomass (PLTB). Kapasitas pembangkit bahan bakar kayu Kaliandra ini hanya 10 megawatt (MW).
"Potensi dan lahan untuk tanaman kayu ada di Morowali. Saya tidak mau berlama-lama dan segera siapkan MoU karena mudah-mudahan ini cepat terealisasi," ujar dia di Menara Kadin, Jakarta, Senin (10/11/2014).
Sementara itu, Direktur Utama PT PLN Enginiring, Zainal Abidin Sihite menerangkan, pemrosesan Kaliandra Merah untuk pembangkit ini dilakukan dengan kayunya yang kemudian dipotong potong dan mengeluarkan kalori seperti batu bara. Kayu ini dinilai lebih baik karena tidak mengeluarkan polusi seperti batu bara.
"Daerah yang punya lahan nganggur dan kosong sangat berpeluang untuk menanam tanaman pohon ini dan diolah jadi bahan bakar pembangkit. Kalau tidak, pohon juga bisa dijual ke PLN untuk pembangkit. Energi dijual ke masyarakat jadi ada siklus yang menarik," tutupnya.
(Baca: Morowali Hanya Nikmati Listrik 6 Jam/Hari)
(gpr)