Indovision Perkuat Posisi Tawar di Palembang
A
A
A
PALEMBANG - PT MNC Sky Vision Regional III menargetkan, penetrasi pasar pada 2015 bisa meluas dengan capaian 10.000 pelanggan setiap bulan. Untuk itu, anak usaha dari MNC Group ini terus memperkuat posisi tawar di area Palembang dan sekitarnya, mulai dari sistem edukasi tontonan sampai penertiban ilegal operator.
Regional Branch Manager Area Palembang, Elvin Rihanda mengatakan, bisnis tv berbayar yang dikelola pihaknya terdiri dari Indovision, Oke Vision, dan Top TV. Ketiganya disediakan sesuai segmentasi masyarakat pelanggan.
Untuk Top TV ditawarkan seharga Rp100.000 yang mengandalkan konten anak-anak. Adapun Oke Vision seharga Rp144.000 untuk para penikmat film dari segmen menengah. Selanjutnya Indovision seharga Rp169.000 dengan dua paket yakni Venus untuk keluarga dan Mars untuk sport channel-nya.
“Saat ini pertumbuhan bisnis Msky di Palembang terhitung paling besar di luar wilayah Jabodetabek dengan kontribusi 12% secara nasional. Permintaan mencapai 8000 pelanggan baru perbulan. Pada 2015, tentu kami inginkan pasar yang lebih luas,” ujar Elvin di ruang kerjanya, Minggu (7/12/2014).
Untuk Palembang, pihaknya menekankan edukasi tontonan pelanggan. Indovision memiliki sistem parental lock yang memungkinkan para orangtua untuk mengunci saluran televisi yang tidak diperkenankan bagi usia di bawah umur. Sistem ini bisa dibuka dengan menggunakan password tertentu.
“Saat orangtua tidak bisa menemani anak menonton, bisa tetap mengontrol tontonannya dengan sistem ini. Fasilitas lain yang pas untuk orangtua yang peduli yakni Indovision Anywhere yang memungkinkan untuk menonton melalui gadget,” kata dia.
Terkait kualitas penerimaan gambar, Elvin menjelaskan, dengan frekuensi S-Band, satelit yang digunakan Indovison Digital diyakini lebih tahan terhadap perubahan cuaca dan sesuai dengan seluruh wilayah Indonesia. Perangkat dekoder yang akan diperoleh setiap pelanggan akan dipinjamkan gratis. “Bisa juga untuk multidekoder untuk beberapa tv,” terangnya.
Elvin menambahkan, pihaknya juga peduli pada gangguan bisnis ilegal operator di Palembang. Masyarakat secara tidak sadar menikmati layanan televisi berbayar dengan ilegal. Hal ini karena mereka membayar konten kepada operator tv kabel dengan sangat murah.
“Kami melihat itu ilegal karena tidak mempunyai perizinan dan tidak membayar hak cipta. Dibutuhkan gerak cepat dari pemerintah untuk pengawasannya,” tukas dia.
Regional Branch Manager Area Palembang, Elvin Rihanda mengatakan, bisnis tv berbayar yang dikelola pihaknya terdiri dari Indovision, Oke Vision, dan Top TV. Ketiganya disediakan sesuai segmentasi masyarakat pelanggan.
Untuk Top TV ditawarkan seharga Rp100.000 yang mengandalkan konten anak-anak. Adapun Oke Vision seharga Rp144.000 untuk para penikmat film dari segmen menengah. Selanjutnya Indovision seharga Rp169.000 dengan dua paket yakni Venus untuk keluarga dan Mars untuk sport channel-nya.
“Saat ini pertumbuhan bisnis Msky di Palembang terhitung paling besar di luar wilayah Jabodetabek dengan kontribusi 12% secara nasional. Permintaan mencapai 8000 pelanggan baru perbulan. Pada 2015, tentu kami inginkan pasar yang lebih luas,” ujar Elvin di ruang kerjanya, Minggu (7/12/2014).
Untuk Palembang, pihaknya menekankan edukasi tontonan pelanggan. Indovision memiliki sistem parental lock yang memungkinkan para orangtua untuk mengunci saluran televisi yang tidak diperkenankan bagi usia di bawah umur. Sistem ini bisa dibuka dengan menggunakan password tertentu.
“Saat orangtua tidak bisa menemani anak menonton, bisa tetap mengontrol tontonannya dengan sistem ini. Fasilitas lain yang pas untuk orangtua yang peduli yakni Indovision Anywhere yang memungkinkan untuk menonton melalui gadget,” kata dia.
Terkait kualitas penerimaan gambar, Elvin menjelaskan, dengan frekuensi S-Band, satelit yang digunakan Indovison Digital diyakini lebih tahan terhadap perubahan cuaca dan sesuai dengan seluruh wilayah Indonesia. Perangkat dekoder yang akan diperoleh setiap pelanggan akan dipinjamkan gratis. “Bisa juga untuk multidekoder untuk beberapa tv,” terangnya.
Elvin menambahkan, pihaknya juga peduli pada gangguan bisnis ilegal operator di Palembang. Masyarakat secara tidak sadar menikmati layanan televisi berbayar dengan ilegal. Hal ini karena mereka membayar konten kepada operator tv kabel dengan sangat murah.
“Kami melihat itu ilegal karena tidak mempunyai perizinan dan tidak membayar hak cipta. Dibutuhkan gerak cepat dari pemerintah untuk pengawasannya,” tukas dia.
(gpr)