Tim Reformasi Migas Serahkan Mekanisme BBM Minggu Ini

Sabtu, 20 Desember 2014 - 16:29 WIB
Tim Reformasi Migas Serahkan Mekanisme BBM Minggu Ini
Tim Reformasi Migas Serahkan Mekanisme BBM Minggu Ini
A A A
JAKARTA - Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi (Migas) akan menyerahkan rekomendasi terkait mekanisme pengadaan bahan bakar minyak (BBM) kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, Minggu (21/12/2014).

Anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas, Djoko Siswanto mengatakan, penyerahan rekomendasi tersebut akan dilakukan di Gedung Kementerian ESDM.

"Rekomendasinya dijadwalkan besok siang di Kementerian ESDM pukul 12.00 WIB," ujarnya di Jakarta, Sabtu (20/12/2014).

Menurut Djoko, rekomendasi tersebut atas dasar pertemuan Tim Reformasi Migas dengan Pertamina dan Petral, beberapa hari lalu. Namun, Djoko enggan membeberkan lebih lanjut apa saja yang akan direkomendasikan kepada pemerintah selain pengadaan BBM.

"Besok akan dijelaskan, akan ada press conference," jelasnya.

Sebagai informasi, Tim Reformasi Migas pada Kamis (18/12/2014) telah melakukan pertemuan dengan dengan Pertamina dan Petral.

Djoko sebelumnya menegaskan bahwa dalam rapat tersebut mengerucut akan ada penghapusan impor BBM dengan research oktan number (RON 88) kemudian diganti dengan kualitas RON 92.

"Kami merekomendasikan tidak ada lagi impor RON 88. Draft rekomendasinya sedang disusun," jelasnya.

Dia mengatakan penghentian impor RON 88 dengan pertimbangan untuk mengurangi ketergantungan pada Singapura yang bisa menghasilkan BBM RON 88. Pasalnya, RON 88 sudah jarang diproduksi oleh perusahaan minyak nasional (national oil company/NOC) manapun.

Bahkan selama ini Petral menyewa fasilitas pencampuran (blending) untuk menurunkan oktan dari 92 menjadi oktan 88. BBM oktan 88 itu kemudian dikirim ke dalam negeri.

"Penghapusan impor itu untuk memudahkan, tidak perlu campur mencampur lagi. Sekarang kan kita hanya ketergantungan pada satu tempat RON 88. Padahal, sekarang dunia pakai RON 92 sehingga kita bisa dapatkan dari berbagai penjuru dunia. Tidak hanya di Singapura. Kita tidak mau ketergantungan pada satu tempat," jelasnya.

Selain penghapusan premium rekomendasi lain yang akan disampaikan kepada Menteri ESDM adalah merevisi ketentuan mengenai pengadaan minyak dari NOC.

Dalam pertemuan dengan Petral terungkap, bahwa anak usaha Pertamina itu tidak bisa menghambat apabila NOC itu membeli minyak dari trader.

Dia mengatakan, Tim Reformasi Migas meminta ketentuan membeli minyak dari NOC diganti sehingga membuka peluang pemasok minyak manapun mengikuti tender.

"Semua trader bisa masuk. Aturan untuk terbatas pada NOC nantinya tidak ada lagi," tandas Djoko.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9467 seconds (0.1#10.140)