Penjualan Produk Retail saat Natal Naik 15%
A
A
A
BANDUNG - Sekretaris Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Jawa Barat Henri Hendarta mengatakan, belum ada peningkatan permintaan yang signifikan terhadap produk retail di akhir tahun ini.
Dia memperkirakan, kenaikan penjualan produk retail sekitar 10%-15% di saat Natal. Kemungkinan besar akan lebih meningkat lagi saat Tahun Baru nanti.
"Belum kelihatan signifikan peningkatan permintaannya, mungkin karena yang merayakan Natal tidak sebanyak yang merayakan Tahun Baru nanti," katanya, Jumat (26/12/2014).
Sebagian besar pengusaha ritel, Henri menuturkan, melakukan promo demi meningkatkan penjualan di momen akhir tahun seperti sekarang ini. Meskipun, biasanya puncak penjualan produk retail terjadi di momen menjelang Lebaran.
Menyinggung beberapa produk yang mengalami kenaikan harga, dia menyebut, sebelum harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi naik, ada yang sudah naik, terutama produk pabrikan.
Di sisi lain, harga minyak goreng mengalami penurunan akibat turunnya harga minyak kelapa sawit mentah (CPO). Sementara harga sayur-mayur bersifat fluktuatif, mengingat produk ini bergantung pada faktor cuaca.
"Pasokan sayur-mayur di musim dengan curah hujan yang tinggi seperti sekarang ini cenderung tinggi," ujar dia.
Hanya saja, banjir yang terjadi di beberapa daerah seperti Bandung Selatan dan Cikampek akhir-akhir ini membuat distribusi ke retail-retail kecil atau minimarket menjadi terhambat. Banjir membuat akses kendaraan pembawa produk ritel terputus dan membuat minimarket di kawasan banjir terpaksa tutup beberapa hari.
"Namanya musibah, mau apa lagi? Beberapa minimarket di Bandung Selatan harus tutup karena tidak memungkinkan keadaannya, di Cikampek juga sama," tuturnya.
Pihaknya belum bisa memperkirakan kerugian yang dialami pengusaha ritel akibat banjir. Dia hanya berharap musibah tersebut segera berakhir dan para pengusaha bisa kembali menjalankan aktivitasnya secara normal.
Dia memperkirakan, kenaikan penjualan produk retail sekitar 10%-15% di saat Natal. Kemungkinan besar akan lebih meningkat lagi saat Tahun Baru nanti.
"Belum kelihatan signifikan peningkatan permintaannya, mungkin karena yang merayakan Natal tidak sebanyak yang merayakan Tahun Baru nanti," katanya, Jumat (26/12/2014).
Sebagian besar pengusaha ritel, Henri menuturkan, melakukan promo demi meningkatkan penjualan di momen akhir tahun seperti sekarang ini. Meskipun, biasanya puncak penjualan produk retail terjadi di momen menjelang Lebaran.
Menyinggung beberapa produk yang mengalami kenaikan harga, dia menyebut, sebelum harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi naik, ada yang sudah naik, terutama produk pabrikan.
Di sisi lain, harga minyak goreng mengalami penurunan akibat turunnya harga minyak kelapa sawit mentah (CPO). Sementara harga sayur-mayur bersifat fluktuatif, mengingat produk ini bergantung pada faktor cuaca.
"Pasokan sayur-mayur di musim dengan curah hujan yang tinggi seperti sekarang ini cenderung tinggi," ujar dia.
Hanya saja, banjir yang terjadi di beberapa daerah seperti Bandung Selatan dan Cikampek akhir-akhir ini membuat distribusi ke retail-retail kecil atau minimarket menjadi terhambat. Banjir membuat akses kendaraan pembawa produk ritel terputus dan membuat minimarket di kawasan banjir terpaksa tutup beberapa hari.
"Namanya musibah, mau apa lagi? Beberapa minimarket di Bandung Selatan harus tutup karena tidak memungkinkan keadaannya, di Cikampek juga sama," tuturnya.
Pihaknya belum bisa memperkirakan kerugian yang dialami pengusaha ritel akibat banjir. Dia hanya berharap musibah tersebut segera berakhir dan para pengusaha bisa kembali menjalankan aktivitasnya secara normal.
(rna)