Harga Pupuk Urea Melambung di Sumenep
A
A
A
SUMENEP - Menjelang Tahun Baru 2015, harga pupuk bersubsidi di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur melambung tinggi. Bahkan, harga pupuk tembus Rp138 ribu per sak. Padahal, harga eceran tertinggi (HET) hanya Rp90.000 persak.
Kondisi ini masih diperparah dengan sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi. Jika ingin membeli pupuk harus memesan terlebih dulu. Kalau tidak begitu, maka tidak mendapat pupuk.
"Pupuk subsidi jenis urea harganya mencapai Rp138 ribu per sak. Sedangkan untuk pupuk jenis phonska harganya Rp130 ribu per sak," terang salah seorang petani asal Desa Ketawang Karay, Kecamatan Ganding, Hosniyah.
Menurut Hosniyah, hal tersebut membuat petani resah. Selain harganya mahal, juga sulit mendapat pupuk urea.
"Kami berharap harga pupuk urea kembali normal, sehingga tidak memberatkan petani. Di samping itu, kami juga menginginkan keberadaan pupuk tidak langka lagi agar mudah didapat karena saat ini petani sangat membutuhkan pupuk," paparnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Sumenep Bambang Heriyanto menyatakan, jatah pupuk yang diberikan pemerintah pusat dengan kebutuhan petani tidak seimbang. Akibatnya, keberadaan pupuk urea sulit didapat.
"Karena jatah dari pemerintah pusat tidak sesuai dengan usulan kami. Kami meminta pada petani untuk beralih pada pupuk organik. Soal harga nanti akan dicek ke lapangan," tandas Bambang.
Kondisi ini masih diperparah dengan sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi. Jika ingin membeli pupuk harus memesan terlebih dulu. Kalau tidak begitu, maka tidak mendapat pupuk.
"Pupuk subsidi jenis urea harganya mencapai Rp138 ribu per sak. Sedangkan untuk pupuk jenis phonska harganya Rp130 ribu per sak," terang salah seorang petani asal Desa Ketawang Karay, Kecamatan Ganding, Hosniyah.
Menurut Hosniyah, hal tersebut membuat petani resah. Selain harganya mahal, juga sulit mendapat pupuk urea.
"Kami berharap harga pupuk urea kembali normal, sehingga tidak memberatkan petani. Di samping itu, kami juga menginginkan keberadaan pupuk tidak langka lagi agar mudah didapat karena saat ini petani sangat membutuhkan pupuk," paparnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Sumenep Bambang Heriyanto menyatakan, jatah pupuk yang diberikan pemerintah pusat dengan kebutuhan petani tidak seimbang. Akibatnya, keberadaan pupuk urea sulit didapat.
"Karena jatah dari pemerintah pusat tidak sesuai dengan usulan kami. Kami meminta pada petani untuk beralih pada pupuk organik. Soal harga nanti akan dicek ke lapangan," tandas Bambang.
(rna)