Pakuwon Targetkan Sales Tahun Ini Rp3,4 Triliun
Pakuwon Targetkan Sales Tahun Ini Rp3,4 Triliun
A
A
A
SURABAYA - Realisasi sales (penjualan) yang dibukukan PT Pakuwon Jati Tbk pada 2014 membawa dampak besar terhadap target tahun ini. Direktur Marketing PT Pakuwon Jati Sutandi Purnomosidi memasang target sales sebesar Rp3,4 triliun pada 2015.
Target tersebut tidak lepas dari beberapa indikator yang mengarah terhadap pertumbuhan perekonomian secara nasional. “Indikatornya harga minyak mentah dunia turun, trade balance sudah surplus, inflasi terkendali, dan ada kecenderungan penurunan suku bunga,” ujar Sutandi di sela-sela Grand Opening Marketing Gallery Grand Pakuwon, Kamis (5/2/2014) .
Optimisme sales yang ditargetkan Pakuwon tidak lepas dari realisasi yang dibukukan emiten properti berbasis di Surabaya ini. Di mana tahun lalu target sales Rp3 triliun, tetapi realisasi sampai akhir tahun tercapai Rp3,1 triliun. Padahal, sepanjang 2014 banyak investor yang menahan investasinya sambil wait and see.
Indikator lain, pemerintah telah sedikit melonggarkan peraturan down payment (DP) atau biasa disebut loan to value, yang tahun lalu ditetapkan 30% dari total harga.
Kontribusi sales tertinggi 2014, menurut Sutandi, masih disumbang high rise dengan komposisi 70%, dan sisanya landed. “Ke depan akan kita dorong menjadi 65:35 atau 60:40, seiring dengan pertumbuhan landed,” imbuhnya.
Surabaya sejauh ini masih menjadi penyumbang penjualan high rise terbesar atau berkontribusi 80% dari total sales high rise, sedangkan sisanya di Jakarta. Untuk di Surabaya beberapa produk high rise milik Pakuwon, di antaranya East Coast Edu City, Supermall Pakuwon Indah, dan One Icon Residence.
Keberadaan Grand Pakuwon di kawasan Surabaya Barat ini diharapkan bisa berkontribusi sales 20% tahun ini. “Hal ini bisa kita lihat dari respon warga Surabaya terhadap Grand Pakuwon. Penjualan hampir 400 unit untuk semua type sejak kita buka akhir 2014 hingga akhir Januari 2015,” ungkap pria kelahiran Magelang itu.
Grand Pakuwon berdiri di atas lahan 330 hektare, dan bisa dikembangkan hingga 400 hektare. Sementara harga rumah yang dibanderol di Grand Pakuwon ini mulai dari Rp1,6 miliar.
Target tersebut tidak lepas dari beberapa indikator yang mengarah terhadap pertumbuhan perekonomian secara nasional. “Indikatornya harga minyak mentah dunia turun, trade balance sudah surplus, inflasi terkendali, dan ada kecenderungan penurunan suku bunga,” ujar Sutandi di sela-sela Grand Opening Marketing Gallery Grand Pakuwon, Kamis (5/2/2014) .
Optimisme sales yang ditargetkan Pakuwon tidak lepas dari realisasi yang dibukukan emiten properti berbasis di Surabaya ini. Di mana tahun lalu target sales Rp3 triliun, tetapi realisasi sampai akhir tahun tercapai Rp3,1 triliun. Padahal, sepanjang 2014 banyak investor yang menahan investasinya sambil wait and see.
Indikator lain, pemerintah telah sedikit melonggarkan peraturan down payment (DP) atau biasa disebut loan to value, yang tahun lalu ditetapkan 30% dari total harga.
Kontribusi sales tertinggi 2014, menurut Sutandi, masih disumbang high rise dengan komposisi 70%, dan sisanya landed. “Ke depan akan kita dorong menjadi 65:35 atau 60:40, seiring dengan pertumbuhan landed,” imbuhnya.
Surabaya sejauh ini masih menjadi penyumbang penjualan high rise terbesar atau berkontribusi 80% dari total sales high rise, sedangkan sisanya di Jakarta. Untuk di Surabaya beberapa produk high rise milik Pakuwon, di antaranya East Coast Edu City, Supermall Pakuwon Indah, dan One Icon Residence.
Keberadaan Grand Pakuwon di kawasan Surabaya Barat ini diharapkan bisa berkontribusi sales 20% tahun ini. “Hal ini bisa kita lihat dari respon warga Surabaya terhadap Grand Pakuwon. Penjualan hampir 400 unit untuk semua type sejak kita buka akhir 2014 hingga akhir Januari 2015,” ungkap pria kelahiran Magelang itu.
Grand Pakuwon berdiri di atas lahan 330 hektare, dan bisa dikembangkan hingga 400 hektare. Sementara harga rumah yang dibanderol di Grand Pakuwon ini mulai dari Rp1,6 miliar.
(dmd)
Explore More