BI Sosialisasikan Layanan Digital Keuangan di Kaltim
A
A
A
SAMARINDA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo menghadiri undangan Rakernas Muslimat NU untuk menjadi pembicara sosialisasi Layanan Digital Keuangan (LDK).
Sosialisasi itu digelar di Hotel Mesra, Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) pada Jumat (6/2/2015) malam.
Didampingi Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa, Agus mengajak anggota Muslimat NU di seluruh Indonesia untuk terbiasa menggunakan uang digital atau e-money atau e-cash.
“Kita mengajak bertransaksi secara non-tunai. Kami optimis bahwa dengan sosialisasi ini sistem pembayaran non tunai yang sedang dicanangkan oleh Indonesia dalam bentuk Gerakan Nasional Nontunai, akan memeiliki mitra yang baik,” kata Agus.
Gerakan nasional non-tunai ini juga memberi literasi kepada masyarakat dalam mengelola keuangan mereka. Apalagi, Muslimat NU kebanyakan diisi oleh ibu-ibu yang terbiasa mengelola keuangan keluarga.
"Karena sering mengelola keuangan keluarga, wanita lebih handal dalam mengelola uang ketimbang laki-laki. Sosialisasi yang dilakukan ini juga bagian dari literasi keuangan untuk pemahaman sistem keuangan," katanya.
Agus memaparkan, sejauh ini transaksi non tunai masih sebatas kartu kredit dan kartu debit. Sayangnya, kartu ini baru bisa digunakan saat mendatangi merchant yang memiliki eloctronic data capture (EDC).
“Kalau uang digital bisa diakses cukup melalui handphone saja. Yang penting si penerima memiliki handphone maka tidak perlu ke bank," ujarnya.
Soal progress penggunaan uang digital ini, Agus belum merinci cakupan sosialisasinya. Dia hanya menyebut semua masih berjalan secara bertahap.
“Kita terus (sosialisasi). Masih kita ukur. Saya mesti jalan ya, nanti ya,” kata Agus sembari meninggalkan kerumunan wartawan dengan tergesa-gesa.
Khofifah sendiri mengaku mengajak segenap warga muslimat NU untuk beralih menggunakan uang digital. Pasalnya, Muslimat NU memiliki koperasi yang mencakup hampir seluruh anggota se-Indonesia, sehingga aktivitas koperasi bisa menggunakan uang digital.
“Ada potensi yang belum dimanfaatkan sama sekali dari sekitar 22 juta warga muslimat NU, kalau pakai LKD maka di setiap pertemuan mereka bisa lebih ikhlas menyumbangkan uangnya hanya dengan menggunakan handphone,” kata Khofifah.
Sosialisasi itu digelar di Hotel Mesra, Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) pada Jumat (6/2/2015) malam.
Didampingi Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa, Agus mengajak anggota Muslimat NU di seluruh Indonesia untuk terbiasa menggunakan uang digital atau e-money atau e-cash.
“Kita mengajak bertransaksi secara non-tunai. Kami optimis bahwa dengan sosialisasi ini sistem pembayaran non tunai yang sedang dicanangkan oleh Indonesia dalam bentuk Gerakan Nasional Nontunai, akan memeiliki mitra yang baik,” kata Agus.
Gerakan nasional non-tunai ini juga memberi literasi kepada masyarakat dalam mengelola keuangan mereka. Apalagi, Muslimat NU kebanyakan diisi oleh ibu-ibu yang terbiasa mengelola keuangan keluarga.
"Karena sering mengelola keuangan keluarga, wanita lebih handal dalam mengelola uang ketimbang laki-laki. Sosialisasi yang dilakukan ini juga bagian dari literasi keuangan untuk pemahaman sistem keuangan," katanya.
Agus memaparkan, sejauh ini transaksi non tunai masih sebatas kartu kredit dan kartu debit. Sayangnya, kartu ini baru bisa digunakan saat mendatangi merchant yang memiliki eloctronic data capture (EDC).
“Kalau uang digital bisa diakses cukup melalui handphone saja. Yang penting si penerima memiliki handphone maka tidak perlu ke bank," ujarnya.
Soal progress penggunaan uang digital ini, Agus belum merinci cakupan sosialisasinya. Dia hanya menyebut semua masih berjalan secara bertahap.
“Kita terus (sosialisasi). Masih kita ukur. Saya mesti jalan ya, nanti ya,” kata Agus sembari meninggalkan kerumunan wartawan dengan tergesa-gesa.
Khofifah sendiri mengaku mengajak segenap warga muslimat NU untuk beralih menggunakan uang digital. Pasalnya, Muslimat NU memiliki koperasi yang mencakup hampir seluruh anggota se-Indonesia, sehingga aktivitas koperasi bisa menggunakan uang digital.
“Ada potensi yang belum dimanfaatkan sama sekali dari sekitar 22 juta warga muslimat NU, kalau pakai LKD maka di setiap pertemuan mereka bisa lebih ikhlas menyumbangkan uangnya hanya dengan menggunakan handphone,” kata Khofifah.
(rna)