Strategi Pengembang Properti Hadapi Pelemahan Rupiah
A
A
A
DEPOK - Menguatnya nilai tukar dolar Amerika Serikat (USD) terhadap rupiah di atas Rp13.000, cukup memengaruhi sektor properti. Strategi penjualan dilakukan pengembang agar tidak terbebani fluktuasi rupiah.
"Dolar naik, ya berpengaruh. Tapi sebagaian developer masih bertahan untuk tidak menaikkan harga rumah. Salah satu penyebabnya daya beli masyarakat yang masih rendah. Di samping itu banyak faktor lain," ujar Direktur PT Rolas Sapta Mandiri Abdul Khaer, Minggu (15/3/2015).
Menurutnya, para pengembang enggan menaikkan harga jual rumah dipengaruhi oleh nilai tukar dolar yang fluktuatif. Mereka sejak awal 2015 sudah menaikkan harga.
Pemilik Rolas Properti group ini mengungkapkan, langkah tersebut diambil sebagai strategi menyiasati kenaikan dolar yang naik turun. "Kita memang sudah menaikan harga rumah sejak Januari 2015. Ini kita lakukan untuk menyiasati pasar. Sementara untuk bahan bangunan juga tidak terlalu signifikan kenaikannya," ujarnya.
Khaer menuturkan, faktor penyebab lainnya adalah belum pulihnya kondisi konsumen setelah musim penghujan. Menurutnya, kondisi tersebut menghambat mereka meninjau lokasi perumahan untuk pembelian rumah. Dia menambahkan, terhitung sejak Januari sampai saat ini terjadi penurunan kunjungan konsumen ke perumahan mencapai 30-40%.
"Kita juga maklum kondisi saat ini setelah musim penghujan. Kan tidak semua konsumen bawa mobil. Belum lagi, perumahan yang becek atau jeblok (tanah gembur akibat hujan). Hal ini juga membuat pembeli enggan datang. Kita berharap semua bisa berjalan lancar dan sukses," tandasnya.
"Dolar naik, ya berpengaruh. Tapi sebagaian developer masih bertahan untuk tidak menaikkan harga rumah. Salah satu penyebabnya daya beli masyarakat yang masih rendah. Di samping itu banyak faktor lain," ujar Direktur PT Rolas Sapta Mandiri Abdul Khaer, Minggu (15/3/2015).
Menurutnya, para pengembang enggan menaikkan harga jual rumah dipengaruhi oleh nilai tukar dolar yang fluktuatif. Mereka sejak awal 2015 sudah menaikkan harga.
Pemilik Rolas Properti group ini mengungkapkan, langkah tersebut diambil sebagai strategi menyiasati kenaikan dolar yang naik turun. "Kita memang sudah menaikan harga rumah sejak Januari 2015. Ini kita lakukan untuk menyiasati pasar. Sementara untuk bahan bangunan juga tidak terlalu signifikan kenaikannya," ujarnya.
Khaer menuturkan, faktor penyebab lainnya adalah belum pulihnya kondisi konsumen setelah musim penghujan. Menurutnya, kondisi tersebut menghambat mereka meninjau lokasi perumahan untuk pembelian rumah. Dia menambahkan, terhitung sejak Januari sampai saat ini terjadi penurunan kunjungan konsumen ke perumahan mencapai 30-40%.
"Kita juga maklum kondisi saat ini setelah musim penghujan. Kan tidak semua konsumen bawa mobil. Belum lagi, perumahan yang becek atau jeblok (tanah gembur akibat hujan). Hal ini juga membuat pembeli enggan datang. Kita berharap semua bisa berjalan lancar dan sukses," tandasnya.
(dmd)