BKPM Yakinkan Swiss Soal Iklim Investasi di Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani telah meyakinkan Swiss terkait komitmen pemerintah untuk melakukan perbaikan iklim investasi dan perlindungan investasi di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Franky saat melakukan pertemuan dengan Menteri Negara Bidang Perekonomian Swiss Marie Gabrielle Ineichen-Fleisch, tadi malam.
Pertemuan dengan Menteri Negara Bidang Perekonomian Swiss merupakan satu dari tiga pertemuan bilateral yang dilaksanakan Kepala BKPM di sela-sela penyelenggaraan World Economic Forum on East Asia (WEF-EA) ke-24.
Selain dengan pejabat Swiss, Kepala BKPM juga menyelenggarakan pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan dan Perindustrian Malaysia Dato' Sri Mustapa, serta Deputi Menteri untuk Pembangunan Wilayah Timur Jauh Rusia, Maxim Shereykin.
"Pertemuan ini, Menteri Negara Bidang Perekonomian Swiss menyatakan komitmennya untuk mendorong peningkatan investasi negara tersebut ke Indonesia. Hanya saja, Swiss minta komitmen pemerintah Indonesia terkait kepastian hukum dan perbaikan iklim investasi," ujar Franky dalam rilisnya, Jakarta, Selasa (21/4/2015).
BKPM juga meyakinkan kepada Swiss tentang reformasi layanan perizinan dan perlindungan investasi yang dijamin melalui UU No 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. "Kami harapkan Swiss sudah dapat meningkatkan realisasi investasinya," jelas dia.
Berdasarkan data BKPM, investasi Swiss di Indonesia periode 2010-2014, berada di peringkat ke-14 dari total 108 negara, dengan total investasi sebesar USD670 juta dan 176 proyek. Sebagian besar investasi Swiss berada di provinsi Jawa Barat (67% atau USD448 juta), Jawa Timur (21% atau USD139 juta), Kepulauan Riau (4% atau USD25 juta), DKI Jakarta (2% atau USD17 juta), dan Banten (2% atau USD17 juta).
Berdasarkan nilai total investasi Swiss di kawasan ASEAN, Indonesia menempati posisi ke-2 atau 21% dari total nilai investasi Swiss di ASEAN, setelah Singapura.
Direktur Promosi Sektoral BKPM Ikmal Lukman menjelaskan saat ini tim marketing investasi BKPM sedang mendalami minat perusahaan Swiss yang ingin melakukan perluasan investasi untuk industri pengolahan tembakau di Jawa Timur.
Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan World Economic Forum on East Asia (WEFEA) ke-24. Ini adalah kali kedua Indonesia terpilih sebagai tuan rumah setelah sebelumnya di tahun 2011. Mengangkat tema "Anchoring Trust in East Asia's New Regionalism".
WEFEA 2015 ini akan dihadiri kurang lebih 700 partisipan dari lebih 40 negara, termasuk CEO dan pimpinan perusahaan serta 40 menteri dan perwakilan dari organisasi internasional. Target spesifik yang ingin diperoleh Indonesia atas penyelenggaraan WEFEA 2015 adalah menarik investasi di berbagai sektor.
Hal tersebut disampaikan Franky saat melakukan pertemuan dengan Menteri Negara Bidang Perekonomian Swiss Marie Gabrielle Ineichen-Fleisch, tadi malam.
Pertemuan dengan Menteri Negara Bidang Perekonomian Swiss merupakan satu dari tiga pertemuan bilateral yang dilaksanakan Kepala BKPM di sela-sela penyelenggaraan World Economic Forum on East Asia (WEF-EA) ke-24.
Selain dengan pejabat Swiss, Kepala BKPM juga menyelenggarakan pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan dan Perindustrian Malaysia Dato' Sri Mustapa, serta Deputi Menteri untuk Pembangunan Wilayah Timur Jauh Rusia, Maxim Shereykin.
"Pertemuan ini, Menteri Negara Bidang Perekonomian Swiss menyatakan komitmennya untuk mendorong peningkatan investasi negara tersebut ke Indonesia. Hanya saja, Swiss minta komitmen pemerintah Indonesia terkait kepastian hukum dan perbaikan iklim investasi," ujar Franky dalam rilisnya, Jakarta, Selasa (21/4/2015).
BKPM juga meyakinkan kepada Swiss tentang reformasi layanan perizinan dan perlindungan investasi yang dijamin melalui UU No 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. "Kami harapkan Swiss sudah dapat meningkatkan realisasi investasinya," jelas dia.
Berdasarkan data BKPM, investasi Swiss di Indonesia periode 2010-2014, berada di peringkat ke-14 dari total 108 negara, dengan total investasi sebesar USD670 juta dan 176 proyek. Sebagian besar investasi Swiss berada di provinsi Jawa Barat (67% atau USD448 juta), Jawa Timur (21% atau USD139 juta), Kepulauan Riau (4% atau USD25 juta), DKI Jakarta (2% atau USD17 juta), dan Banten (2% atau USD17 juta).
Berdasarkan nilai total investasi Swiss di kawasan ASEAN, Indonesia menempati posisi ke-2 atau 21% dari total nilai investasi Swiss di ASEAN, setelah Singapura.
Direktur Promosi Sektoral BKPM Ikmal Lukman menjelaskan saat ini tim marketing investasi BKPM sedang mendalami minat perusahaan Swiss yang ingin melakukan perluasan investasi untuk industri pengolahan tembakau di Jawa Timur.
Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan World Economic Forum on East Asia (WEFEA) ke-24. Ini adalah kali kedua Indonesia terpilih sebagai tuan rumah setelah sebelumnya di tahun 2011. Mengangkat tema "Anchoring Trust in East Asia's New Regionalism".
WEFEA 2015 ini akan dihadiri kurang lebih 700 partisipan dari lebih 40 negara, termasuk CEO dan pimpinan perusahaan serta 40 menteri dan perwakilan dari organisasi internasional. Target spesifik yang ingin diperoleh Indonesia atas penyelenggaraan WEFEA 2015 adalah menarik investasi di berbagai sektor.
(izz)