RI Sasar 7,4 Juta Turis Asing, InJourney Pacu Pengembangan Destinasi
Kamis, 19 Januari 2023 - 19:05 WIB
“Orang melihat Indonesia bisa jadi tuan rumah G20 dan aman. Tahun ini juga kita hosting ASEAN Summit. Insha allah kita bisa menjalankan tugas itu dengan baik, dan saya rasa itu akan menggerakkan juga roda ekonomi, dan paling penting adalah roda ekonomi pariwisata yang harus dikembangkan lebih banyak,” tandasnya.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Presiden Federation of ASEAN Travel Associations (FATA) yang juga Ketua Umum Astindo Pauline Suharno menilai Indonesia sebagai negara terbesar di ASEAN kurang fokus dalam berpromosi.
Menurut dia, pariwisata Indonesia tertinggal dari negara lain seperti Vietnam padahal sumber daya alam dan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia luar biasa.
Pauline menyebut ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan wisatawan dalam memilih berwisata di negara ASEAN terlebih ketika pandemi menyerang. Selain faktor keamanan dan kenyamanan, harga tiket pesawat juga menjadi perhatian.
Dia pun menyoroti masih tingginya penerbangan ke Indonesia maupun penerbangan di domestik. Menurut dia, salah satu solusinya adalah melalui pemberian insentif.
“Negara lain berupaya membawa sebanyak mungkin corporate incentive. Pengelola bandara juga memberikan insentif ke maskapai supaya mau terbang ke sana,” tukasnya.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Presiden Federation of ASEAN Travel Associations (FATA) yang juga Ketua Umum Astindo Pauline Suharno menilai Indonesia sebagai negara terbesar di ASEAN kurang fokus dalam berpromosi.
Menurut dia, pariwisata Indonesia tertinggal dari negara lain seperti Vietnam padahal sumber daya alam dan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia luar biasa.
Pauline menyebut ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan wisatawan dalam memilih berwisata di negara ASEAN terlebih ketika pandemi menyerang. Selain faktor keamanan dan kenyamanan, harga tiket pesawat juga menjadi perhatian.
Dia pun menyoroti masih tingginya penerbangan ke Indonesia maupun penerbangan di domestik. Menurut dia, salah satu solusinya adalah melalui pemberian insentif.
“Negara lain berupaya membawa sebanyak mungkin corporate incentive. Pengelola bandara juga memberikan insentif ke maskapai supaya mau terbang ke sana,” tukasnya.
(ind)
tulis komentar anda