Indonesia Diyakini Kebal Krisis Global, Ini Beberapa Faktornya
Jum'at, 20 Januari 2023 - 06:58 WIB
JAKARTA - Indonesia diyakini mampu bertahan dari isu perlambatan ekonomi global atau resesi yang mengancam pada tahun 2023. Hal ini disampaikan oleh Chief Investment Officer PT Sinarmas Asset Management, Genta Wira Anjalu yang membaca potensi tersebut dengan berkaca saat periode pandemi Covid-19.
Ketika ekonomi lesu terbebani pembatasan mobilitas, aktivitas investasi justru menggeliat, membuat sejumlah produk investasi banyak diburu.
"Market Indonesia justru naik, bahkan untuk equity itu ada foreign inflow Rp66 triliun, tapi bonds terjadi outflow cukup besar," kata Genta dalam Investor Appreciaton Night & Market Outlook 2023, Kamis (20/1/2023).
Genta menilai pasar bergerak ke arah positif meskipun tidak sejalan dengan kondisi makroekonomi saat itu dalam dua tahun terakhir. Aliran modal baik domestik maupun asing menjadi penopang ketahanan investasi, yang pada akhirnya menjadi titik tolak rebound ekonomi nasional.
"Banyak yang masuk ke government bonds. Investor individual juga cukup deras, ada dana masuk Rp217 triliun, sedangkan ritel masuk Rp127 triliun," terangnya.
Bagi Genta, isu resesi justru menjadi peluang bagi investasi dalam negeri lantaran aliran modal negara-negara maju akan mengalir ke emerging market yang memiliki potensi pertumbuhan ekonomi , termasuk Indonesia.
"Resesi memang jadi ketakutan ekonomi, tapi market justru lebih senang. Ketika risiko resesi semakin nyata di negara-neara barat, market Indonesia justru rebound," pungkasnya.
Lihat Juga: Temui Bos Perusahaan Raksasa di AS, Presiden Prabowo: Mereka Percaya dengan Ekonomi Indonesia
Ketika ekonomi lesu terbebani pembatasan mobilitas, aktivitas investasi justru menggeliat, membuat sejumlah produk investasi banyak diburu.
"Market Indonesia justru naik, bahkan untuk equity itu ada foreign inflow Rp66 triliun, tapi bonds terjadi outflow cukup besar," kata Genta dalam Investor Appreciaton Night & Market Outlook 2023, Kamis (20/1/2023).
Genta menilai pasar bergerak ke arah positif meskipun tidak sejalan dengan kondisi makroekonomi saat itu dalam dua tahun terakhir. Aliran modal baik domestik maupun asing menjadi penopang ketahanan investasi, yang pada akhirnya menjadi titik tolak rebound ekonomi nasional.
"Banyak yang masuk ke government bonds. Investor individual juga cukup deras, ada dana masuk Rp217 triliun, sedangkan ritel masuk Rp127 triliun," terangnya.
Bagi Genta, isu resesi justru menjadi peluang bagi investasi dalam negeri lantaran aliran modal negara-negara maju akan mengalir ke emerging market yang memiliki potensi pertumbuhan ekonomi , termasuk Indonesia.
"Resesi memang jadi ketakutan ekonomi, tapi market justru lebih senang. Ketika risiko resesi semakin nyata di negara-neara barat, market Indonesia justru rebound," pungkasnya.
Lihat Juga: Temui Bos Perusahaan Raksasa di AS, Presiden Prabowo: Mereka Percaya dengan Ekonomi Indonesia
(akr)
tulis komentar anda