China Genjot Impor Bahan Bakar Campuran dari Minyak Rusia
Minggu, 05 Februari 2023 - 21:18 WIB
Total impor bahan bakar minyak China melonjak menjadi sekitar 1,76 juta ton pada Desember 2022, tertinggi sejak September 2021, menurut data resmi bea cukan.
Kenaikan tersebut didorong oleh lonjakan pengiriman dari Malaysia ke level tertinggi lebih dari satu tahun di 620.000 ton. Sementara impor bulanan dari UEA naik menjadi 471.000 ton, tertinggi dalam dua tahun terakhir.
Sedangkan impor langsung bahan bakar minyak dari Rusia turun menjadi 187.000 ton pada Desember, setelah sempat menyentuh puncaknya di level 554.000 ton pada Oktober. Bahkan ketika total impor dari Rusia naik lebih dari dua kali lipat secara year to year menjadi 3,1 juta ton pada 2022.
"Diskon besar yang ditawarkan mendorong tren, karena penyuling independen sensitif terhadap harga. China masih mencoba pulih, dengan permintaan domestik untuk bahan bakar olahan tidak pasti," kata Analis senior Refinitiv untuk minyak mentah dan bahan bakar minyak, Emril Jamil.
"Tren akan berlanjut dengan larangan UE (pada 5 Februari), dengan semua outlet di Eropa ditutup. Asia akan terus menyerap barel (bahan bakar minyak) Rusia yang lebih murah di atas minyak mentah," kata Jamil.
Kenaikan tersebut didorong oleh lonjakan pengiriman dari Malaysia ke level tertinggi lebih dari satu tahun di 620.000 ton. Sementara impor bulanan dari UEA naik menjadi 471.000 ton, tertinggi dalam dua tahun terakhir.
Sedangkan impor langsung bahan bakar minyak dari Rusia turun menjadi 187.000 ton pada Desember, setelah sempat menyentuh puncaknya di level 554.000 ton pada Oktober. Bahkan ketika total impor dari Rusia naik lebih dari dua kali lipat secara year to year menjadi 3,1 juta ton pada 2022.
"Diskon besar yang ditawarkan mendorong tren, karena penyuling independen sensitif terhadap harga. China masih mencoba pulih, dengan permintaan domestik untuk bahan bakar olahan tidak pasti," kata Analis senior Refinitiv untuk minyak mentah dan bahan bakar minyak, Emril Jamil.
"Tren akan berlanjut dengan larangan UE (pada 5 Februari), dengan semua outlet di Eropa ditutup. Asia akan terus menyerap barel (bahan bakar minyak) Rusia yang lebih murah di atas minyak mentah," kata Jamil.
(akr)
tulis komentar anda