Wall Street Dibuka Menguat Terdongkrak Saham Teknologi Megacap
Senin, 13 Februari 2023 - 22:25 WIB
JAKARTA - Tiga indeks Wall Street dibuka menguat pada perdagangan hari ini Senin (13/2), terdongkrak kinerja raksasa teknologi berkapitalisasi besar seperti Meta Platforms, Apple, hingga Microsoft Corp. Dow Jones Industrial Average (DJI) menguat 0,17% di 33.926,01, S&P 500 (SPX) tumbuh 0,15% di 4.096,50; dan Nasdaq Composite (IXIC) menguat 0,22% menjadi 11.744.
Tiga top gainers di bawah SPX antara lain Henry Schein menguat 2,47% di USD88,20, Meta Platforms tumbuh 2,16% di USD177,92, dan Microsoft naik 2,12% di USD268,68. Sedangkan tiga top losers SPX yakni Fidelity National Info merosot 13,48% di USD65,26, Tesla melemah 3,19% di USD190,60, dan Newell Brands turun 3,11% di USD14,31. Founder Andersen Capital Management, Peter Andersen menilai penguatan ini merupakan bentuk optimisme investor terhadap ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve.
"Investor masih bertahan di era suku bunga tinggi, karena mereka percaya ini bisa membebani saham teknologi," kata Peter, dikutip dari Reuters, Senin (13/2/2023).
Sampai saat ini para analis pasar memproyeksikam The Fed akan mengurangi pengetatan kebijakan moneternya sehingga dapat mendorong kinerja saham-saham dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi alias growth stocks. Adapun konsensus memprediksi ada kenaikan suku bunga mencapai 5,2% pada Juli 2023. Dari sisi data makroekonomi, pelaku pasar menanti rilis inflasi yang akan diumumkan pada Selasa depan sekaligus juga data penjualan ritel pada akhir pekan.
Tiga top gainers di bawah SPX antara lain Henry Schein menguat 2,47% di USD88,20, Meta Platforms tumbuh 2,16% di USD177,92, dan Microsoft naik 2,12% di USD268,68. Sedangkan tiga top losers SPX yakni Fidelity National Info merosot 13,48% di USD65,26, Tesla melemah 3,19% di USD190,60, dan Newell Brands turun 3,11% di USD14,31. Founder Andersen Capital Management, Peter Andersen menilai penguatan ini merupakan bentuk optimisme investor terhadap ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve.
"Investor masih bertahan di era suku bunga tinggi, karena mereka percaya ini bisa membebani saham teknologi," kata Peter, dikutip dari Reuters, Senin (13/2/2023).
Sampai saat ini para analis pasar memproyeksikam The Fed akan mengurangi pengetatan kebijakan moneternya sehingga dapat mendorong kinerja saham-saham dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi alias growth stocks. Adapun konsensus memprediksi ada kenaikan suku bunga mencapai 5,2% pada Juli 2023. Dari sisi data makroekonomi, pelaku pasar menanti rilis inflasi yang akan diumumkan pada Selasa depan sekaligus juga data penjualan ritel pada akhir pekan.
(nng)
tulis komentar anda