Inflasi Melandai, BI Diyakini Tahan Suku Bunga Acuan di Level 5,75%
Kamis, 16 Maret 2023 - 10:17 WIB
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) diprediksi akan kembali mempertahankan suku bunga acuan BI7RR di level 5,75% jelang pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan. Ekonom PermataBank, Josua Pardede mengatakan, BI mempertimbangkan ekspektasi inflasi terutama inflasi inti yang terjaga.
"Sedangkan inflasi umum cenderung melandai mempertimbangkan dampak penyesuaian harga BBM yang akan menghilang sedemikian sehingga inflasi inti akan tetap kurang dari 4%," ujarnya kepada MPI saat dihubungi, Kamis (16/3/2023).
Dia melanjutkan bahwa menurutnya BI masih akan mempertahankan suku bunga acuannya karena nilai tukar rupiah juga cenderung stabil di kisaran Rp15.300- Rp15.400 per Dolar Amerika Serikat (USD) dengan kondisi volatilitas yang tetap rendah.
"Dengan beberapa perkembangan terkini dari pasar keuangan global seperti penutupan SVB dan yang baru-baru saja terjadi yakni permasalahan Credit Suisse cenderung memberikan dampak yang mixed sekalipun dollar AS cenderung melemah, yield UST cenderung turun tapi kinerja di pasar saham cenderung terkoreksi," tambahnya.
Josua menambahkan meskipun Fed saat ini diperkirakan akan tetap menaikkan suku bunga acuan FFR sebesar 25bps menjadi 5% pada rapat FOMC bulan Maret ini. Namun dengan mempertimbangkan faktor fundamental ekonomi Indonesia yang tetap solid dan resilient, maka inflasi akan tetap terkendali dan nilai tukar rupiah cenderung akan stabil.
"Sedangkan inflasi umum cenderung melandai mempertimbangkan dampak penyesuaian harga BBM yang akan menghilang sedemikian sehingga inflasi inti akan tetap kurang dari 4%," ujarnya kepada MPI saat dihubungi, Kamis (16/3/2023).
Dia melanjutkan bahwa menurutnya BI masih akan mempertahankan suku bunga acuannya karena nilai tukar rupiah juga cenderung stabil di kisaran Rp15.300- Rp15.400 per Dolar Amerika Serikat (USD) dengan kondisi volatilitas yang tetap rendah.
"Dengan beberapa perkembangan terkini dari pasar keuangan global seperti penutupan SVB dan yang baru-baru saja terjadi yakni permasalahan Credit Suisse cenderung memberikan dampak yang mixed sekalipun dollar AS cenderung melemah, yield UST cenderung turun tapi kinerja di pasar saham cenderung terkoreksi," tambahnya.
Josua menambahkan meskipun Fed saat ini diperkirakan akan tetap menaikkan suku bunga acuan FFR sebesar 25bps menjadi 5% pada rapat FOMC bulan Maret ini. Namun dengan mempertimbangkan faktor fundamental ekonomi Indonesia yang tetap solid dan resilient, maka inflasi akan tetap terkendali dan nilai tukar rupiah cenderung akan stabil.
(akr)
tulis komentar anda