Profil PT Sritex: Dari Pasar Klewer Solo Jadi Pemasok Seragam Militer 36 Negara di Dunia
Jum'at, 24 Maret 2023 - 11:51 WIB
Berlanjut di 2013, PT Sri Rejeki Isman Tbk secara resmi terdaftar sahamnya (dengan kode ticker dan SRIL) pada Bursa Efek Indonesia. Setahun setelahnya Iwan S. Lukminto menerima penghargaan sebagai Businessman of the Year dari majalah Forbes Indonesia dan sebagai EY Entreprenuer of the Year 2014 dari Ernst & Young.
Kini seiring dengan gejolak global yang terjadi, penurunan penjualan dialami emiten tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) atau Sritex selama 9 bulan tahun 2022. Namun dalam laporan keuangan perusahaan, Sritex berhasil menipiskan kerugian secara tahunan.
Sritex mencatatkan penjualan sebesar USD474,17 juta atau setara Rp7,46 triliun (kurs Jisdor Rp15.742 per dolar AS) sepanjang sembilan bulan 2022. Penjualan ini tercatat turun 25,58% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD637,1 juta.
Berdasarkan laporan keuangan, dikutip awal Desember 2022 lalu, penjualan SRIL dikontribusikan dari pemintalan sebanyak USD284 juta, pertenunan USD35,9 juta, finishing kain USD81,8 juta, dan konveksi sebesar USD72,4 juta.
Tergerusnya penjualan perseroan juga turut menurunkan beban pokok penjualan 22,6% menjadi USD638,9 juta, dari USD826,2 juta. Rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk SRIL juga tercatat turun 84,01% menjadi USD147,7 juta atau sebesar Rp2,36 triliun, dari USD924 juta di kuartal III/2021.
Jumlah aset Sritex hingga akhir September 2022 mencapai sebesar USD1,04 miliar, angka itu mengalami penurunan dibandingkan akhir Desember 2021 sebesar USD1,2 miliar.
Memasuki tahun 2023, PT Sri Rejeki Isman Tbk menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 17 Maret 2023. Dalam RUPSLB tersebut disetujui pemberhentian secara hormat seluruh Dewan Komisaris dan Direksi yang lama.
"Perseroan mempertahankan jumlah Dewan Komisaris yang sama dengan sebelumya yang terdiri dari 3 orang, sedangkan untuk jajaran Direksi terdapat penambahan jumlah satu orang Direksi," bunyi pernyataan resmi perusahaan.
"Dengan adanya keputusan para pemegang saham ini, dharapkan Perseroan dapat memulai transformasi di dalam bisnis dan strateginya untuk mempercepat pemulihan di tengah situasi geopolitik dan makro ekonomi yang kurang kondusif di tahun 2023 ini," tandasnya.
Lihat Juga: Kemenparekraf: Literasi Keuangan dan Bisnis DPUP 2024 Cegah dari Pinjol Ilegal dan Judol
Kini seiring dengan gejolak global yang terjadi, penurunan penjualan dialami emiten tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) atau Sritex selama 9 bulan tahun 2022. Namun dalam laporan keuangan perusahaan, Sritex berhasil menipiskan kerugian secara tahunan.
Sritex mencatatkan penjualan sebesar USD474,17 juta atau setara Rp7,46 triliun (kurs Jisdor Rp15.742 per dolar AS) sepanjang sembilan bulan 2022. Penjualan ini tercatat turun 25,58% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD637,1 juta.
Berdasarkan laporan keuangan, dikutip awal Desember 2022 lalu, penjualan SRIL dikontribusikan dari pemintalan sebanyak USD284 juta, pertenunan USD35,9 juta, finishing kain USD81,8 juta, dan konveksi sebesar USD72,4 juta.
Tergerusnya penjualan perseroan juga turut menurunkan beban pokok penjualan 22,6% menjadi USD638,9 juta, dari USD826,2 juta. Rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk SRIL juga tercatat turun 84,01% menjadi USD147,7 juta atau sebesar Rp2,36 triliun, dari USD924 juta di kuartal III/2021.
Jumlah aset Sritex hingga akhir September 2022 mencapai sebesar USD1,04 miliar, angka itu mengalami penurunan dibandingkan akhir Desember 2021 sebesar USD1,2 miliar.
Memasuki tahun 2023, PT Sri Rejeki Isman Tbk menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 17 Maret 2023. Dalam RUPSLB tersebut disetujui pemberhentian secara hormat seluruh Dewan Komisaris dan Direksi yang lama.
"Perseroan mempertahankan jumlah Dewan Komisaris yang sama dengan sebelumya yang terdiri dari 3 orang, sedangkan untuk jajaran Direksi terdapat penambahan jumlah satu orang Direksi," bunyi pernyataan resmi perusahaan.
"Dengan adanya keputusan para pemegang saham ini, dharapkan Perseroan dapat memulai transformasi di dalam bisnis dan strateginya untuk mempercepat pemulihan di tengah situasi geopolitik dan makro ekonomi yang kurang kondusif di tahun 2023 ini," tandasnya.
Lihat Juga: Kemenparekraf: Literasi Keuangan dan Bisnis DPUP 2024 Cegah dari Pinjol Ilegal dan Judol
(akr)
tulis komentar anda