Onduline Ajak Profesional Arsitektur Ciptakan Disain Atap Ramah Lingkungan

Sabtu, 15 April 2023 - 10:30 WIB
Onduline berharap OGRA dapat menginspirasi lebih banyak arsitek dan mendapatkan lebih banyak karya yang masuk dari Indonesia. “Kami akan terus konsisten mengomunikasikan solusi Onduline yang hijau dengan Green Label Indonesia yang didapat untuk berbagai solusi atap, karena banyak kalangan arsitek yang kini tengah berjuang menyosialisasikan bangunan dan disain ramah lingkungan. OGRA menjadi momen tepat untuk mengapresiasi mereka,” jelas Esther.

Para juri yang merupakan jajaran arsitek internasional ternama akan memilih proyek yang paling menonjol. Di antaranya, Onduline Asia Pacific Director Olivier Guilly, Ketua Green Building Council Indonesia Iwan Prijanto, Principal Architect Archimetric Ivan Priatman, serta arsitek terkemuka, perencana kota, ahli lingkungan dari Filipina, Felino 'Jun' Palafox Jr.

Beberapa kriteria untuk dapat disebut sebagai green building, sekaligus menjadi poin penilaian karya disain antara lain hemat penggunaan air, tata guna lahannya baik, kualitas udara di dalam ruangan (indoor quality), material yang digunakan, termasuk pemakaian energi di dalam rumah.

Ketua Green Building Council Indonesia Iwan Prijanto mengatakan, suka tidak suka, saat ini Indonesia dan seluruh negara di dunia yang cenderung memiliki iklim tropis sudah seharusnya memasuki panggung hemat energi. Pengembang, arsitek, desainer interior, dan desainer bangunan lainnya diajak bersama-sama untuk mengembangkan bangunan hijau sebagai wujud tanggung jawab terhadap lingkungan.

“Yang dimaksud dengan hemat energi adalah jumlah energi yang dikonsumsi rumah setara dengan jumlah energi yang dihasilkan dari sumbernya sendiri, baik berupa panel surya maupun sumber energi terbarukan lainnya,” ujarnya.

(Baca juga:Gunakan Solar Panel, PDIP Sebut Kantor Partai Pertama Terapkan Green Building)

Jika tidak, lanjutnya, ini akan mengganggu ekosistem alam di bumi. Akibatnya, bencana alam terjadi di mana-mana, kualitas udara yang menurun juga dapat memberi dampak buruk bagi kesehatan manusia.

Ivan Priatman mengatakan sektor konstruksi berperan banyak menciptakan bangunan keberlanjutan itu, karena rumah tinggal adalah kegiatan yang mengonversi lahan terbuka menjadi perkerasan atau bangunan sekaligus memunculkan permukiman dan pusat-pusat pertumbuhan baru.

Kenyataannya, emisi karbon dari sektor bangunan lebih besar dibanding industri dan transportasi. Emisi karbon adalah penyebab utama pemanasan global berdampak paling buruk terhadap lingkungan hidup.

Arsitektur, kata Ivan, adalah manifestasi dari ide yang mengalir terus menerus dalam menciptakan pengalaman baru, ekspresi, dan impresi terhadap ruang, tidak sekadar bentuk dan fungsi. Maka itu, ramah lingkungan tidak hanya diidentikan dengan membuat sumur resapan, tidak pula sekadar menanam pohon dan tanaman perdu, tetapi juga ditunjukkan dengan pengurangan penggunaan listrik.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More