Ekonomi Global Diprediksi Minus 4%, Domestik Meradang
Rabu, 22 Juli 2020 - 08:54 WIB
JAKARTA - Pandemi Covid-19 menjadikan perekonomian dunia suram. Bahkan, beberapa lembaga ekonomi internasional memprediksi ekonomi dunia akan mengalami resesi.
International Monetary Fund (IMF) memproyeksi ekonomi global akan tumbuh -4,9% di 2020. Bloomberg Economics (BE) merilis proyeksi pertumbuhan ekonomi global sebesar -4,7% di 2020. World Bank (WB) juga memproyeksi ekonomi global akan tumbuh -3,5% akibat wabah Covid-19. JP Morgan juga memproyeksi ekonomi global berada di level -1,1%, sementara Fitch Ratings memperkirakan ekonomi global akan berada di level -4,6%.
Variasi proyeksi dari berbagai lembaga internasional ini sekaligus menggambarkan besarnya ketidakpastian yang harus dihadapi ekonomi global karena dampak pandemi Covid-19 yang menjalar hampir ke semua negara di dunia.
Ekonom Institute for Development of Economics and finance (INDEF) A Erani Yustika menyatakan ekonomi Indonesia juga mendapat ujian berat dari badai resesi global yang mulai mengembus. Jika dilihat dari periodisasi, pandemi Covid-19 di dalam negeri baru dinyatakan meluas ketika memasuki Maret 2020. “Artinya, hanya sepertiga waktu dari kuartal I/2020,” katanya, saat Webinar Kajian Tengah Tahun INDEF 2020 di Jakarta, kemarin. (Baca: Badai Resesi Global Menghembus, Ekonomi RI Tergerus)
Meski demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang kuartal I/2020 sudah terpangkas hampir separo, yakni hanya tumbuh 2,97%. Dengan melihat pencapaian ekonomi pada kuartal I/2020 dan dinamika indikator lainnya, beberapa lembaga internasional memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tergerus pada 2020.
Asian Development Bank (ADB) memproyeksi ekonomi Indonesia 2020 hanya akan tumbuh 2,5%. “Bahkan, pemerintah sendiri memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh negatif,” tutur dia.
Menurut dia, berbagai macam angka proyeksi ekonomi Indonesia di 2020 tersebut sebetulnya menggambarkan satu hal, yaitu perekonomian Indonesia berada dalam posisi yang sulit.
Dalam kesempatan berbeda, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal mengatakan, ancaman resesi ekonomi nasional sudah di depan mata. Kontraksi ekonomi terjadi pada kuartal II dan III tahun 2020, walaupun diberlakukan kebijakan new normal sejak Juni 2020.
“Walaupun sekarang kita belum masuk ke dalam resesi, kemungkinan besar kita perkirakan kontraksi ekonomi akan terjadi di kuartal kedua tahun ini dan juga kuartal ketiga,” ujarnya, pada CORE Mid Year Review 2020, kemarin.
International Monetary Fund (IMF) memproyeksi ekonomi global akan tumbuh -4,9% di 2020. Bloomberg Economics (BE) merilis proyeksi pertumbuhan ekonomi global sebesar -4,7% di 2020. World Bank (WB) juga memproyeksi ekonomi global akan tumbuh -3,5% akibat wabah Covid-19. JP Morgan juga memproyeksi ekonomi global berada di level -1,1%, sementara Fitch Ratings memperkirakan ekonomi global akan berada di level -4,6%.
Variasi proyeksi dari berbagai lembaga internasional ini sekaligus menggambarkan besarnya ketidakpastian yang harus dihadapi ekonomi global karena dampak pandemi Covid-19 yang menjalar hampir ke semua negara di dunia.
Ekonom Institute for Development of Economics and finance (INDEF) A Erani Yustika menyatakan ekonomi Indonesia juga mendapat ujian berat dari badai resesi global yang mulai mengembus. Jika dilihat dari periodisasi, pandemi Covid-19 di dalam negeri baru dinyatakan meluas ketika memasuki Maret 2020. “Artinya, hanya sepertiga waktu dari kuartal I/2020,” katanya, saat Webinar Kajian Tengah Tahun INDEF 2020 di Jakarta, kemarin. (Baca: Badai Resesi Global Menghembus, Ekonomi RI Tergerus)
Meski demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang kuartal I/2020 sudah terpangkas hampir separo, yakni hanya tumbuh 2,97%. Dengan melihat pencapaian ekonomi pada kuartal I/2020 dan dinamika indikator lainnya, beberapa lembaga internasional memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tergerus pada 2020.
Asian Development Bank (ADB) memproyeksi ekonomi Indonesia 2020 hanya akan tumbuh 2,5%. “Bahkan, pemerintah sendiri memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh negatif,” tutur dia.
Menurut dia, berbagai macam angka proyeksi ekonomi Indonesia di 2020 tersebut sebetulnya menggambarkan satu hal, yaitu perekonomian Indonesia berada dalam posisi yang sulit.
Dalam kesempatan berbeda, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal mengatakan, ancaman resesi ekonomi nasional sudah di depan mata. Kontraksi ekonomi terjadi pada kuartal II dan III tahun 2020, walaupun diberlakukan kebijakan new normal sejak Juni 2020.
“Walaupun sekarang kita belum masuk ke dalam resesi, kemungkinan besar kita perkirakan kontraksi ekonomi akan terjadi di kuartal kedua tahun ini dan juga kuartal ketiga,” ujarnya, pada CORE Mid Year Review 2020, kemarin.
Lihat Juga :
tulis komentar anda