Sri Mulyani Bangga Mata Uang Garuda Lebih Berotot Dibanding Baht dan Peso
Senin, 08 Mei 2023 - 20:15 WIB
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah menguat sehingga mendukung stabilitas perekonomian. Secara year-to-date (ytd), nilai tukar mata uang garuda pada 28 April 2023 menguat 6,12%.
"Ini lebih tinggi dibandingkan dengan apresiasi baht Thailand 1,35%, rupee India 1,10%, dan peso Filipina 0,67%," ujar Sri dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Senin (8/5/2023).
Ke depan, penguatan nilai tukar rupiah diprakirakan terus berlanjut didorong surplus transaksi berjalan dan berlanjutnya aliran masuk modal asing. Hal ini sejalan dengan prospek pertumbuhan ekonomi domestik yang tinggi, inflasi yang rendah, serta imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik.
"Selain itu, kinerja APBN sampai dengan triwulan I-2023 tetap positif. Hal ini ditandai dengan kinerja pendapatan negara yang tumbuh cukup tinggi dan realisasi belanja yang mampu menopang pemulihan ekonomi," ungkap Sri.
Realisasi pendapatan negara selama triwulan I-2023 mencapai Rp647,15 triliun atau 26,27% dari target APBN dan tumbuh sebesar 28,98% yoy. Pada periode yang sama, penyerapan belanja negara mencapai Rp518,66 triliun (16,94% dari pagu APBN).
"Posisi fiskal pemerintah relatif kuat, tecermin dari surplus pada keseimbangan primer sebesar Rp228,76 triliun dan surplus keseimbangan fiskal sebesar Rp128,50 triliun, ekuivalen dengan 0,61% PDB," pungkasnya.
"Ini lebih tinggi dibandingkan dengan apresiasi baht Thailand 1,35%, rupee India 1,10%, dan peso Filipina 0,67%," ujar Sri dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Senin (8/5/2023).
Ke depan, penguatan nilai tukar rupiah diprakirakan terus berlanjut didorong surplus transaksi berjalan dan berlanjutnya aliran masuk modal asing. Hal ini sejalan dengan prospek pertumbuhan ekonomi domestik yang tinggi, inflasi yang rendah, serta imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik.
"Selain itu, kinerja APBN sampai dengan triwulan I-2023 tetap positif. Hal ini ditandai dengan kinerja pendapatan negara yang tumbuh cukup tinggi dan realisasi belanja yang mampu menopang pemulihan ekonomi," ungkap Sri.
Realisasi pendapatan negara selama triwulan I-2023 mencapai Rp647,15 triliun atau 26,27% dari target APBN dan tumbuh sebesar 28,98% yoy. Pada periode yang sama, penyerapan belanja negara mencapai Rp518,66 triliun (16,94% dari pagu APBN).
"Posisi fiskal pemerintah relatif kuat, tecermin dari surplus pada keseimbangan primer sebesar Rp228,76 triliun dan surplus keseimbangan fiskal sebesar Rp128,50 triliun, ekuivalen dengan 0,61% PDB," pungkasnya.
(uka)
tulis komentar anda