Jalin Hubungan dengan Rusia, Perusahaan China Akan Masuk Daftar Hitam Uni Eropa
Kamis, 11 Mei 2023 - 11:22 WIB
BRUSSELS - Beberapa perusahaan China diusulkan masuk dalam daftar hitam Uni Eropa (UE) , lantaran dinilai masih berhubungan dengan Rusia . Di bawah serangkaian sanksi terbaru terkait respons atas Perang Rusia Ukraina, perusahaan China bakal dipaksa untuk membatasi ekspor dan perdagangan dengan Rusia.
Sebelum berlaku, rencana sanksi Eropa itu harus mendapatkan persetujuan dari 27 negara anggota Uni Eropa yang bakal menggelar pertemuan pekan ini. Hal ini berdasarkan beberapa sumber diplomatik seperti dilansir Reuters.
Proposal tersebut berfokus pada upaya memerangi negara-negara yang masih bandel terkait pembatasan perdagangan dengan Rusia. Hal itu setelah Uni Eropa mengidentifikasi China, Turki, UEA (Uni Emirate Arav), serta negara-negara di Asia Tengah berpotensi ikut terkena sanksi.
Tujuh perusahaan di China akan dikenakan pembekuan aset di Uni Eropa, kata diplomat yang akrab dengan proposal tersebut. Jika benar terjadi, maka bakal menjadi sanksi pertama Eropa untuk menghukum China atas tuduhan peran Beijing dalam membantu perang Rusia di Ukraina.
Pada hari Senin, juru bicara kementerian luar negeri China, Wang Wenbin mengatakan, China mendesak Uni Eropa untuk tidak mengambil "jalan yang salah". Ia juga mengungkapkan, pihaknya siap untuk mengambil tindakan untuk melindungi hak dan kepentingannya.
"China menentang tindakan yang mengatasnamakan kerja sama China-Rusia sebagai dalih untuk menjatuhkan sanksi ilegal atau perpanjangan yurisdiksi terhadap China," kata Wang pada konferensi pers reguler.
Financial Times melaporkan sebelumnya pada awal pekan kemarin bahwa perusahaan yang terlibat adalah 3HC Semiconductors dan King-Pai Technology yang berbasis di daratan China, serta Sinno Electronics, Sigma Technology, Asia Pacific Links, Tordan Industry dan Alpha Trading Investments di Hong Kong.
Sebelum berlaku, rencana sanksi Eropa itu harus mendapatkan persetujuan dari 27 negara anggota Uni Eropa yang bakal menggelar pertemuan pekan ini. Hal ini berdasarkan beberapa sumber diplomatik seperti dilansir Reuters.
Proposal tersebut berfokus pada upaya memerangi negara-negara yang masih bandel terkait pembatasan perdagangan dengan Rusia. Hal itu setelah Uni Eropa mengidentifikasi China, Turki, UEA (Uni Emirate Arav), serta negara-negara di Asia Tengah berpotensi ikut terkena sanksi.
Tujuh perusahaan di China akan dikenakan pembekuan aset di Uni Eropa, kata diplomat yang akrab dengan proposal tersebut. Jika benar terjadi, maka bakal menjadi sanksi pertama Eropa untuk menghukum China atas tuduhan peran Beijing dalam membantu perang Rusia di Ukraina.
Pada hari Senin, juru bicara kementerian luar negeri China, Wang Wenbin mengatakan, China mendesak Uni Eropa untuk tidak mengambil "jalan yang salah". Ia juga mengungkapkan, pihaknya siap untuk mengambil tindakan untuk melindungi hak dan kepentingannya.
"China menentang tindakan yang mengatasnamakan kerja sama China-Rusia sebagai dalih untuk menjatuhkan sanksi ilegal atau perpanjangan yurisdiksi terhadap China," kata Wang pada konferensi pers reguler.
Financial Times melaporkan sebelumnya pada awal pekan kemarin bahwa perusahaan yang terlibat adalah 3HC Semiconductors dan King-Pai Technology yang berbasis di daratan China, serta Sinno Electronics, Sigma Technology, Asia Pacific Links, Tordan Industry dan Alpha Trading Investments di Hong Kong.
Lihat Juga :
tulis komentar anda