Dijegal China, Perusahaan Microchip AS Amsyong Rp75 Triliun
Senin, 22 Mei 2023 - 08:14 WIB
JAKARTA - China menjegal produk mikrochip Amerika Serikat terus masuk ke pasar Negeri Tirai Bambu. Minggu kemarin regulator dunia maya China mengatakan bahwa chip yang dibuat oleh Micron Technology Inc telah gagal dalam tinjauan keamanan jaringan dan akan melarang operator infrastruktur utama China untuk membeli dari perusahaan tersebut.
Keputusan tersebut diumumkan di tengah perselisihan atas teknologi chip antara Washington dan Beijing. Perselisihan yang dapat mencakup sektor-sektor mulai dari telekomunikasi hingga transportasi dan keuangan.
“Tinjauan tersebut menemukan bahwa produk-produk Micron memiliki risiko keamanan jaringan yang serius, yang menimbulkan risiko keamanan yang signifikan terhadap rantai pasokan infrastruktur informasi penting China, yang memengaruhi keamanan nasional China,” kata Cyberspace Administration of China (CAC) dalam sebuah pernyataan dilansir dari Reuters, Senin (22/5/2023).
Micron mengatakan telah menerima pemberitahuan CAC tentang kesimpulan tinjauan produk perusahaan yang dijual di China, dan berharap untuk terus terlibat dalam diskusi dengan otoritas China. CAC sendiri tidak memberikan perincian tentang risiko apa yang ditemukan atau produk Micron apa yang akan terpengaruh.
Para analis memperkirakan penjegalan itu hanya akan berdampak terbatas pada Micron karena pelanggan utamanya di China adalah perusahaan elektronik konsumen seperti produsen smartphone dan komputer, bukan pemasok infrastruktur.
"Kami yakin sebagian besar pendapatannya di China tidak dihasilkan dari perusahaan telekomunikasi dan pemerintah. Oleh karena itu, dampak akhir pada Micron akan sangat terbatas," kata mereka dalam sebuah catatan.
Micron membuat chip memori flash DRAM dan NAND dan bersaing dengan Samsung Electronics Co Ltd Korea Selatan (005930.KS) dan SK Hynix Inc (000660.KS) serta Kioxia Jepang, unit dari Toshiba Corp (6502.T).
Pengumuman penjegalan China datang datang selama pertemuan puncak para pemimpin Kelompok Tujuh (G7) di Jepang. "Bukan suatu kebetulan bahwa China menggunakan kesempatan KTT G7 untuk membalas pembuat chip utama AS," kata Christopher Miller, seorang profesor di Tufts University dan penulis 'Chip War: The Fight For The World's Most Critical Technology' .
Keputusan tersebut diumumkan di tengah perselisihan atas teknologi chip antara Washington dan Beijing. Perselisihan yang dapat mencakup sektor-sektor mulai dari telekomunikasi hingga transportasi dan keuangan.
“Tinjauan tersebut menemukan bahwa produk-produk Micron memiliki risiko keamanan jaringan yang serius, yang menimbulkan risiko keamanan yang signifikan terhadap rantai pasokan infrastruktur informasi penting China, yang memengaruhi keamanan nasional China,” kata Cyberspace Administration of China (CAC) dalam sebuah pernyataan dilansir dari Reuters, Senin (22/5/2023).
Micron mengatakan telah menerima pemberitahuan CAC tentang kesimpulan tinjauan produk perusahaan yang dijual di China, dan berharap untuk terus terlibat dalam diskusi dengan otoritas China. CAC sendiri tidak memberikan perincian tentang risiko apa yang ditemukan atau produk Micron apa yang akan terpengaruh.
Para analis memperkirakan penjegalan itu hanya akan berdampak terbatas pada Micron karena pelanggan utamanya di China adalah perusahaan elektronik konsumen seperti produsen smartphone dan komputer, bukan pemasok infrastruktur.
"Kami yakin sebagian besar pendapatannya di China tidak dihasilkan dari perusahaan telekomunikasi dan pemerintah. Oleh karena itu, dampak akhir pada Micron akan sangat terbatas," kata mereka dalam sebuah catatan.
Micron membuat chip memori flash DRAM dan NAND dan bersaing dengan Samsung Electronics Co Ltd Korea Selatan (005930.KS) dan SK Hynix Inc (000660.KS) serta Kioxia Jepang, unit dari Toshiba Corp (6502.T).
Pengumuman penjegalan China datang datang selama pertemuan puncak para pemimpin Kelompok Tujuh (G7) di Jepang. "Bukan suatu kebetulan bahwa China menggunakan kesempatan KTT G7 untuk membalas pembuat chip utama AS," kata Christopher Miller, seorang profesor di Tufts University dan penulis 'Chip War: The Fight For The World's Most Critical Technology' .
tulis komentar anda