Jokowi Telepon Bank Dunia hingga OECD, Sebut Proyeksi Ekonomi Tiap Hari Berubah
Kamis, 23 Juli 2020 - 10:21 WIB
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak hanya mencermati laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2020, tetapi juga global di tengah pandemi Covid-19 yang tidak kunjung usai. Adapun, Jokowi pun mengatakan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2020 akan mengalami minus 3% hingga 5%.
"Kita kuartal pertama plus 2,97%. Di kuartal kedua akan jatuh minus apa adanya bisa 3% mungkin sampai 5%," kata Jokowi saat pembukaan acara Program Aksi Pemulihan Nasional (PEN) di Jakarta, Kamis (23/7/2020).
(Baca Juga: Siap Siaga, Badai Resesi Tidak Lama Lagi Segera Tiba di Indonesia )
Dia pun terus menghubungkan dengan proyeksi para lembaga keuangan Dunia seperti IMF dan juga OECD (Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi). Adapun, IMF, OECD dan World Bank kesemuanya mengeluarkan data pertumbuhan ekonomi global yang negatif.
"Direktur IMF bilang ekonomi minus 2,5% yang tadinya hanya minus 3% dan minus 3,5%. Saya telepon Bank Dunia pertumbuhan ekonomi dunia minus 5%. Saya telepon OECD beda lagi pertumbuhan ekonomi dunia hanya akan tumbuh minus 6% sampai minus 7%," katanya.
(Baca Juga: Krisis Ekonomi Bukan Hal Baru Bagi Indonesia, Stafsus Menteri BUMN: Sudah Pernah )
Lebih lanjut Ia menerangkan setiap proyeksi setiap lembaga keuangan selalu berubah. Hal ini seiring dengan pandemi virus corona (Covid-19) ini sulit diprediksi. "Setiap hari itu berubah saja prediksinya untuk pertumbuhan ekonomi dunia," tandasnya.
"Kita kuartal pertama plus 2,97%. Di kuartal kedua akan jatuh minus apa adanya bisa 3% mungkin sampai 5%," kata Jokowi saat pembukaan acara Program Aksi Pemulihan Nasional (PEN) di Jakarta, Kamis (23/7/2020).
(Baca Juga: Siap Siaga, Badai Resesi Tidak Lama Lagi Segera Tiba di Indonesia )
Dia pun terus menghubungkan dengan proyeksi para lembaga keuangan Dunia seperti IMF dan juga OECD (Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi). Adapun, IMF, OECD dan World Bank kesemuanya mengeluarkan data pertumbuhan ekonomi global yang negatif.
"Direktur IMF bilang ekonomi minus 2,5% yang tadinya hanya minus 3% dan minus 3,5%. Saya telepon Bank Dunia pertumbuhan ekonomi dunia minus 5%. Saya telepon OECD beda lagi pertumbuhan ekonomi dunia hanya akan tumbuh minus 6% sampai minus 7%," katanya.
(Baca Juga: Krisis Ekonomi Bukan Hal Baru Bagi Indonesia, Stafsus Menteri BUMN: Sudah Pernah )
Lebih lanjut Ia menerangkan setiap proyeksi setiap lembaga keuangan selalu berubah. Hal ini seiring dengan pandemi virus corona (Covid-19) ini sulit diprediksi. "Setiap hari itu berubah saja prediksinya untuk pertumbuhan ekonomi dunia," tandasnya.
(akr)
tulis komentar anda