Krisis Ekonomi Bukan Hal Baru Bagi Indonesia, Stafsus Menteri BUMN: Sudah Pernah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Virus Corona terus melumpuhkan seluruh ekonomi di dunia tidak terkecuali Indonesia. Beberapa negara tetangga bahkan sudah mengumumkan tidak mengalami pertumbuhan ekonomi bahkan masuk jurang resesi dalam kurun waktu yang cukup cepat.
(Baca Juga: Siap Siaga, Badai Resesi Tidak Lama Lagi Segera Tiba di Indonesia )
Staf Khusus (Stafsus) Menteri BUMN bidang Makro Ekonomi, Muhammad Ikhsan mengatakan, krisis ekonomi bukan sesuatu yang baru bagi Indonesia. Indonesia sudah pernah mengalami setidaknya 3 kali guncangan krisis.
"Kalau kita lihat krisis itu bukan sesuatu yang baru bagi Indonesia. Pada 1998 hingga 1997 kita melihat krisis yang sangat berat, ekonomi Indonesia drop pernah dikuarter ke 3 tahun 1998 sampai 16 persen," ujar Ikhsan dalam diskusi online, Jakarta, Rabu (22/7/2020).
Fenomena krisis pada tahun 1998 merupakan yang terbesar jika dilihat dari tahun 1960-an. "Itu merupakan one of the biggest sebelum tahun 60-an. Kita juga mengalami krisis global di 2008 lalu ada taper tantrum pada 2013. So all crisis sudah kita lewati," jelasnya.
(Baca Juga: Resesi Hantam Singapura, Ekonom: Indonesia Sudah di Depan Mata )
Berbeda dengan kasus sebelum-sebelumnya, saat ini Indonesia harus menghadapi penyebab krisis yang berbeda. Jika pada 3 kondisi sebelumnya, krisis diakibatkan oleh faktor ekonomi maka kali ini musuh utama adalah kesehatan.
"Kalau kita bandingkan dengan Covid-19. Perbedaan yang mencolok disini adalah, tiga krisis sebelumnya dipengaruhi perbankan, currency dan ekonomi. Dan yang sekarang terjadi adalah krisis dari sektor kesehatan. Kalau lihat trennya yang sekarang itu menyerupai 2008, apakah akan sedalam itu atau tidak ini tidak bisa terjawab," katanya.
(Baca Juga: Apakah Indonesia Akan Menderita Kayak Singapura, Faisal Basri: InsyaAllah Tidak )
Ikhsan melanjutkan, rontoknya ekonomi kali ini tidak hanya berdampak pada ekonomi saja tetapi juga menjalar kepada sektor sosial. Di mana, dalam kurun waktu 4 bulan sejak adanya pandemi di Indonesia membuat pengangguran dan kemiskinan meningkat.
"Impactnya sebelum Covid-19, pertumbuhan ekonomi diprediksi bisa 5,3 persen. Kalau sekarang masih awal proyeksinya, kalau nggak negatif saja sudah bagus. Ada sosial impact yaitu kemiskinan mengalami kenaikan dan punya impact ke pengangguran," tandasnya.
Lihat Juga: Waketum Kadin Andi Yuslim: Kerja Sama Pengusaha-Pemerintah Bisa Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8%
(Baca Juga: Siap Siaga, Badai Resesi Tidak Lama Lagi Segera Tiba di Indonesia )
Staf Khusus (Stafsus) Menteri BUMN bidang Makro Ekonomi, Muhammad Ikhsan mengatakan, krisis ekonomi bukan sesuatu yang baru bagi Indonesia. Indonesia sudah pernah mengalami setidaknya 3 kali guncangan krisis.
"Kalau kita lihat krisis itu bukan sesuatu yang baru bagi Indonesia. Pada 1998 hingga 1997 kita melihat krisis yang sangat berat, ekonomi Indonesia drop pernah dikuarter ke 3 tahun 1998 sampai 16 persen," ujar Ikhsan dalam diskusi online, Jakarta, Rabu (22/7/2020).
Fenomena krisis pada tahun 1998 merupakan yang terbesar jika dilihat dari tahun 1960-an. "Itu merupakan one of the biggest sebelum tahun 60-an. Kita juga mengalami krisis global di 2008 lalu ada taper tantrum pada 2013. So all crisis sudah kita lewati," jelasnya.
(Baca Juga: Resesi Hantam Singapura, Ekonom: Indonesia Sudah di Depan Mata )
Berbeda dengan kasus sebelum-sebelumnya, saat ini Indonesia harus menghadapi penyebab krisis yang berbeda. Jika pada 3 kondisi sebelumnya, krisis diakibatkan oleh faktor ekonomi maka kali ini musuh utama adalah kesehatan.
"Kalau kita bandingkan dengan Covid-19. Perbedaan yang mencolok disini adalah, tiga krisis sebelumnya dipengaruhi perbankan, currency dan ekonomi. Dan yang sekarang terjadi adalah krisis dari sektor kesehatan. Kalau lihat trennya yang sekarang itu menyerupai 2008, apakah akan sedalam itu atau tidak ini tidak bisa terjawab," katanya.
(Baca Juga: Apakah Indonesia Akan Menderita Kayak Singapura, Faisal Basri: InsyaAllah Tidak )
Ikhsan melanjutkan, rontoknya ekonomi kali ini tidak hanya berdampak pada ekonomi saja tetapi juga menjalar kepada sektor sosial. Di mana, dalam kurun waktu 4 bulan sejak adanya pandemi di Indonesia membuat pengangguran dan kemiskinan meningkat.
"Impactnya sebelum Covid-19, pertumbuhan ekonomi diprediksi bisa 5,3 persen. Kalau sekarang masih awal proyeksinya, kalau nggak negatif saja sudah bagus. Ada sosial impact yaitu kemiskinan mengalami kenaikan dan punya impact ke pengangguran," tandasnya.
Lihat Juga: Waketum Kadin Andi Yuslim: Kerja Sama Pengusaha-Pemerintah Bisa Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8%
(akr)