Ini Dia Biang Keladi Para Pengusaha Terkapar di Kala Pandemi
Kamis, 23 Juli 2020 - 17:02 WIB
JAKARTA - Indikator Politik Indonesia baru-baru ini merilis hasil survei yang dilakukan terhadap 1.176 pengusaha dari tujuh sektor unggulan di sembilan provinsi yang paling berdampak pada perekonomian di Indonesia. Sektor-sektor tersebut antara lain pertanian, perikanan, pertambangan, industri pengolahan, konstruksi, perdagangan besar dan eceran mobil dan sepeda motor, juga pengangkutan dan pergudangan skala nasional.
Dari hasil survei, diperoleh beberapa penyebab utama yang membuat bisnis mereka terkapar dihantam pandemi Covid-19.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengungkapkan, para pelaku usaha dilanda beberapa masalah utama, seperti ekonomi global yang lesu, sepinya order dan proyek, mahalnya biaya operasional dan bahan baku.
"Sebanyak 38 responden mengeluhkan kondisi ekonomi global sedang lesu, 38 responden lainnya juga menanggapi bahwa semakin sulit mendapat proyek atau order. Sebanyak 25 pelaku usaha terbebani oleh mahalnya ongkos operasional, dan 24 pelaku usaha merasa keberatan dengan harga bahan baku yang semakin mahal," ujar Burhan dalam webinar di Jakarta, Kamis (23/7/2020). ( Baca juga:LinkedIn Pangkas 960 Karyawan, Dampak Pandemi Corona )
Indikator Politik Indonesia kemudian menarik kesimpulan bahwa kondisi ekonomi global yang lesu dan sulitnya mendapat proyek atau order menjadi masalah paling utama yang dihadapi pelaku usaha dalam menjalankan bisnis saat ini.
Selain itu, Burhan menyampaikan, masih adanya keluhan pelaku usaha terkait rumitnya birokrasi turut mengindikasikan bahwa upaya pemerintah dalam deregulasi dan debirokratisasi di lapangan belum sepenuhnya terealisasi secara efektif.
"Masih ada pengusaha yang mengaku terbelenggu oleh aturan pemerintah dalam upayanya menjalankan usaha. Dari survei kami, sebanyak 46,3% pengusaha memang mengaku regulasi memudahkan usahanya, tapi masih ada 44% yang merasa bahwa usahanya dipersulit oleh aturan yang berlaku," papar Burhan.
Sementara itu, tercatat bahwa hanya sebesar 1,3% pengusaha yang merasa bahwa usahanya dimudahkan oleh regulasi yang ada. Sebanyak 1,4% pengusaha merasa sangat kesulitan akibat regulasi ini, dan sisanya tidak memberikan jawaban.
Dari hasil survei, diperoleh beberapa penyebab utama yang membuat bisnis mereka terkapar dihantam pandemi Covid-19.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengungkapkan, para pelaku usaha dilanda beberapa masalah utama, seperti ekonomi global yang lesu, sepinya order dan proyek, mahalnya biaya operasional dan bahan baku.
"Sebanyak 38 responden mengeluhkan kondisi ekonomi global sedang lesu, 38 responden lainnya juga menanggapi bahwa semakin sulit mendapat proyek atau order. Sebanyak 25 pelaku usaha terbebani oleh mahalnya ongkos operasional, dan 24 pelaku usaha merasa keberatan dengan harga bahan baku yang semakin mahal," ujar Burhan dalam webinar di Jakarta, Kamis (23/7/2020). ( Baca juga:LinkedIn Pangkas 960 Karyawan, Dampak Pandemi Corona )
Indikator Politik Indonesia kemudian menarik kesimpulan bahwa kondisi ekonomi global yang lesu dan sulitnya mendapat proyek atau order menjadi masalah paling utama yang dihadapi pelaku usaha dalam menjalankan bisnis saat ini.
Selain itu, Burhan menyampaikan, masih adanya keluhan pelaku usaha terkait rumitnya birokrasi turut mengindikasikan bahwa upaya pemerintah dalam deregulasi dan debirokratisasi di lapangan belum sepenuhnya terealisasi secara efektif.
"Masih ada pengusaha yang mengaku terbelenggu oleh aturan pemerintah dalam upayanya menjalankan usaha. Dari survei kami, sebanyak 46,3% pengusaha memang mengaku regulasi memudahkan usahanya, tapi masih ada 44% yang merasa bahwa usahanya dipersulit oleh aturan yang berlaku," papar Burhan.
Sementara itu, tercatat bahwa hanya sebesar 1,3% pengusaha yang merasa bahwa usahanya dimudahkan oleh regulasi yang ada. Sebanyak 1,4% pengusaha merasa sangat kesulitan akibat regulasi ini, dan sisanya tidak memberikan jawaban.
(uka)
tulis komentar anda