Tak Peduli Bermusuhan dengan Barat, Bangladesh Bakal Beli Minyak Rusia
Jum'at, 02 Juni 2023 - 08:05 WIB
DHAKA - Bangladesh tertarik membeli minyak Rusia, jika ditawarkan dengan harga terjangkau meski ada kekhawatiran tentang sanksi Barat . Minyak diskon Rusia menjadi sulit ditolak, saat Bangladesh berupaya mengamankan pasokan energinya.
Dhaka akan mengimpor minyak mentah dari "siapa pun yang memberi kami harga yang bersahabat," kata Perdana Menteri, Sheikh Hasina pekan lalu seperti dilansir RT.
Seperti diketahui harga komoditas seperti minyak mentah, terus melonjak naik secara global selama setahun terakhir. Sementara Dhaka -ibukota Bangladesh- sedang berjuang menjaga cadangan mata uang asing yang semakin menipis dan menopang ekonominya yang goyah.
Ketika ditanya tentang kemungkinan membeli minyak Rusia selama Forum Ekonomi Qatar, Hasina mengatakan, bahwa jika komoditas tersebut ditawarkan "dengan harga terjangkau, tentu saja kami akan membelinya. Mengapa tidak?"
Dia juga menekankan, bahwa Bangladesh mempertahankan kebijakan menjaga hubungan persahabatan dengan semua negara dan tidak akan memihak untuk mengisolasi Rusia atas operasi militernya di Ukraina. Ia juga menambahkan bahwa negara itu "tidak akan pernah memainkan peran partisan di dunia."
"Kita sedang membangun negara ini, kita harus memenuhi kebutuhan rakyat dan kita harus membangun negara agar rakyat memiliki kehidupan yang lebih baik," jelas Hasina.
Dhaka sendiri merupakan pembeli minyak yang terutama dari negara-negara Timur Tengah termasuk Arab Saudi dan Uni Emirat Arab di bawah kesepakatan jangka panjang. Tetapi dengan melonjaknya biaya energi dan kenaikan harga bahan bakar di Bangladesh, minyak Rusia terlihat menarik dan telah dibeli oleh negara tetangga seperti India dengan diskon besar.
"Di mana pun (minyak) tersedia dan siapa pun yang memberi kami harga yang nyaman, pasti kami akan memanfaatkannya," kata Hasina serta menambahkan bahwa Bangladesh juga melihat semua "jalan" keluar lainnya, termasuk energi terbarukan.
Dhaka akan mengimpor minyak mentah dari "siapa pun yang memberi kami harga yang bersahabat," kata Perdana Menteri, Sheikh Hasina pekan lalu seperti dilansir RT.
Seperti diketahui harga komoditas seperti minyak mentah, terus melonjak naik secara global selama setahun terakhir. Sementara Dhaka -ibukota Bangladesh- sedang berjuang menjaga cadangan mata uang asing yang semakin menipis dan menopang ekonominya yang goyah.
Ketika ditanya tentang kemungkinan membeli minyak Rusia selama Forum Ekonomi Qatar, Hasina mengatakan, bahwa jika komoditas tersebut ditawarkan "dengan harga terjangkau, tentu saja kami akan membelinya. Mengapa tidak?"
Dia juga menekankan, bahwa Bangladesh mempertahankan kebijakan menjaga hubungan persahabatan dengan semua negara dan tidak akan memihak untuk mengisolasi Rusia atas operasi militernya di Ukraina. Ia juga menambahkan bahwa negara itu "tidak akan pernah memainkan peran partisan di dunia."
"Kita sedang membangun negara ini, kita harus memenuhi kebutuhan rakyat dan kita harus membangun negara agar rakyat memiliki kehidupan yang lebih baik," jelas Hasina.
Dhaka sendiri merupakan pembeli minyak yang terutama dari negara-negara Timur Tengah termasuk Arab Saudi dan Uni Emirat Arab di bawah kesepakatan jangka panjang. Tetapi dengan melonjaknya biaya energi dan kenaikan harga bahan bakar di Bangladesh, minyak Rusia terlihat menarik dan telah dibeli oleh negara tetangga seperti India dengan diskon besar.
"Di mana pun (minyak) tersedia dan siapa pun yang memberi kami harga yang nyaman, pasti kami akan memanfaatkannya," kata Hasina serta menambahkan bahwa Bangladesh juga melihat semua "jalan" keluar lainnya, termasuk energi terbarukan.
(akr)
tulis komentar anda