Wall Street Turun Tajam Dihantam Aksi Jual Saham Teknologi
Jum'at, 24 Juli 2020 - 08:49 WIB
JAKARTA - Wall Street turun tajam pada akhir perdagangan, Kamis waktu setempat ketika investor melakukan aksi jual terhadap saham teknologi. Hal ini seiring laporan pendapatan yang sejauh ini memperlihat bergerak variatif dan sinyal gelombang kedua Covid-19 berpotensi memperburuk resesi ekonomi semakin dalam.
Aksi jual sejumlah pelaku pasar terjadi setelah kelompok pengawas teknologi melaporkan bahwa Apple Inc (AAPL. O) menghadapi investigasi perlindungan konsumen di beberapa negara bagian. Indeks S&P 500 meluncur lebih dari 1%, menghentikan keuntungan beruntun dengan persentase penurunan terbesar secara harian sejak 26 Juni.
(Baca Juga: Korsel Diterpa Krisis Ikuti Singapura, Indonesia Tunggu Giliran )
Semua tiga indeks saham AS kehilangan pijakan, seiring kejatuhan saham Apple, Microsoft Corp (MSFT. O) dan Amazon.com (AMZN. O) untuk menjadi beban terberat. Apple mengakhiri sesi dengan anjlok hingga 4,6%.
Dow Jones Industrial Average tercatat turun 353,51 poin atau 1,31% menjadi 26.652,33 saat indeks S&P 500 kehilangan 40,36 poin yang setara dengan 1,23% untuk bertengger di level 3.235,66. Sedangkan Komposit Nasdaq jatuh 244,71 poin atau 2,29% di posisi 10.461,42.
Sementara itu klaim pengangguran AS secara mengejutkan merangkak lebih tinggi capai 1.416.000 minggu lalu, seperti disampaikan oleh departemen tenaga kerja. Jumlah tersebut tidak termasuk Penerima Bantuan pengangguran akibat pandemi, yang akan kedaluwarsa pada 31 Juli.
Di sisi lain kongres terus bekerja untuk memuluskan stimulus baru sebelum tenggat waktu. Disamping itu total kasus virus corona di Amerika Serikat (AS) sudah mencapai di atas 4 juta orang pada hari Kamis, dengan hampir 2.600 kasus baru setiap jam secara rata-rata, menurut penghitungan Reuters.
(Baca Juga: Susul Singapura, Korea Selatan Masuk Jurang Resesi )
Dari 11 sektor utama di S&P 500, delapan ditutup memerah dengan didominasi saham teknologi. SPLRCT mencetak persentase penurunan terbesar. Sedangkan musim pelaporan keuntungan kuartal kedua mendekati akhir, dengan 113 konstituen S&P 500 yang dilaporkan. Data refinitiv menunjukkan bahwa 77% dari mereka telah mengalami pelemahan di luar ekspektasi.
Saham Microsoft Corp (MSFT. O) jatuh 4,3% setelah melaporkan pertumbuhan bisnis Azure pada kuartal pertama di bawah 50%. Tesla Inc (TSLA. O) melaporkan keuntungan untuk kuartal keempat, menetapkan perusahaan untuk masuk dalam S&P 500. Tapi sahamnya menyusut 5,0% dimana analis mempertanyakan apakah harga saham mobil listrik sesuai dengan kinerjanya.
American Airlines Group Inc (AAL. O) melonjak 3,7% setelah mengumumkan bahwa mereka akan memikirkan kembali jumlah penerbangan yang akan ditambahkan pada bulan Agustus dan September. Juga, melaporkan kehilangan per saham USD7,82. Volume perdagangan bursa saham AS mencapai 10,77 miliar saham, dibandingkan dengan 11,14 miliar secara rata-rata selama 20 hari perdagangan terakhir.
Aksi jual sejumlah pelaku pasar terjadi setelah kelompok pengawas teknologi melaporkan bahwa Apple Inc (AAPL. O) menghadapi investigasi perlindungan konsumen di beberapa negara bagian. Indeks S&P 500 meluncur lebih dari 1%, menghentikan keuntungan beruntun dengan persentase penurunan terbesar secara harian sejak 26 Juni.
(Baca Juga: Korsel Diterpa Krisis Ikuti Singapura, Indonesia Tunggu Giliran )
Semua tiga indeks saham AS kehilangan pijakan, seiring kejatuhan saham Apple, Microsoft Corp (MSFT. O) dan Amazon.com (AMZN. O) untuk menjadi beban terberat. Apple mengakhiri sesi dengan anjlok hingga 4,6%.
Dow Jones Industrial Average tercatat turun 353,51 poin atau 1,31% menjadi 26.652,33 saat indeks S&P 500 kehilangan 40,36 poin yang setara dengan 1,23% untuk bertengger di level 3.235,66. Sedangkan Komposit Nasdaq jatuh 244,71 poin atau 2,29% di posisi 10.461,42.
Sementara itu klaim pengangguran AS secara mengejutkan merangkak lebih tinggi capai 1.416.000 minggu lalu, seperti disampaikan oleh departemen tenaga kerja. Jumlah tersebut tidak termasuk Penerima Bantuan pengangguran akibat pandemi, yang akan kedaluwarsa pada 31 Juli.
Di sisi lain kongres terus bekerja untuk memuluskan stimulus baru sebelum tenggat waktu. Disamping itu total kasus virus corona di Amerika Serikat (AS) sudah mencapai di atas 4 juta orang pada hari Kamis, dengan hampir 2.600 kasus baru setiap jam secara rata-rata, menurut penghitungan Reuters.
(Baca Juga: Susul Singapura, Korea Selatan Masuk Jurang Resesi )
Dari 11 sektor utama di S&P 500, delapan ditutup memerah dengan didominasi saham teknologi. SPLRCT mencetak persentase penurunan terbesar. Sedangkan musim pelaporan keuntungan kuartal kedua mendekati akhir, dengan 113 konstituen S&P 500 yang dilaporkan. Data refinitiv menunjukkan bahwa 77% dari mereka telah mengalami pelemahan di luar ekspektasi.
Saham Microsoft Corp (MSFT. O) jatuh 4,3% setelah melaporkan pertumbuhan bisnis Azure pada kuartal pertama di bawah 50%. Tesla Inc (TSLA. O) melaporkan keuntungan untuk kuartal keempat, menetapkan perusahaan untuk masuk dalam S&P 500. Tapi sahamnya menyusut 5,0% dimana analis mempertanyakan apakah harga saham mobil listrik sesuai dengan kinerjanya.
American Airlines Group Inc (AAL. O) melonjak 3,7% setelah mengumumkan bahwa mereka akan memikirkan kembali jumlah penerbangan yang akan ditambahkan pada bulan Agustus dan September. Juga, melaporkan kehilangan per saham USD7,82. Volume perdagangan bursa saham AS mencapai 10,77 miliar saham, dibandingkan dengan 11,14 miliar secara rata-rata selama 20 hari perdagangan terakhir.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda