Pelindo II Tunda IPO dan Akuisisi Pelabuhan Asing
Jum'at, 24 Juli 2020 - 15:01 WIB
JAKARTA - PT Pelindo II (Persero) menunda akuisisi beberapa pelabuhan asing yang potensial seperti Vietnam, Bangladesh, dan Thailand. Perusahaan memilih fokus memperbaiki struktur biaya operasional dan efisiensi agar mampu mempertahanan kelangsungan usaha di tengah wabah pandemi Covid-19.
"Covid-19 memberikan pelajaran berharga bagi kita untuk merevisi berbagai strategi perusahaan, salah satunya adalah akuisisi sehingga akan kita kaji ulang. Mereka juga terhantam cukup berat," papar Direktur Utama Arif Suhartono dalam paparan secara virtual, Jumat (24/7/2020)
Perusahaan, kata dia, memastikan bagaimana bisa memperbaiki struktur biaya yang ada, salah satunya dengan mendomestikkan pengadaan suku cadang, serta berkolaborasi dengan Pelindo I, III, dan IV. Selama ini, pengadaan suku cadang di pelabuhan dilakukan melalui impor, karena belum ada industri dalam negeri yang dapat memproduksinya. Misalkan, kebutuhan RTG (Rubber Tyred Gantry) atau alat bongkar muat kontainer dengan spesifikasi ukuran 18 inchi.
"Kita coba datang ke pembuat dan nanya ke mereka apakah bisa buat dengan spesifikasi seperti ukuran 18 inchi. Hal ini yang akan kita lakukan agar industri di dalam negeri turut bergairan dan memberikan multiplier effect," papar dia.
(Baca Juga: Sandiaga: Rakyat Sudah Sangat Khawatir dengan Keadaan Ekonomi)
Dengan bergairahnya industri dalam negeri, ia optimistis terjadi penciptaan lapangan tenaga kerja, mengurangi neraca pembayaran oleh pemerintah, serta efisiensi biaya industri kepelabuhan.
Selain penundaan rencana akuisisi, perseroan juga menunda pencatatan saham perdana entitas usahanya, seperti PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP) dan PT IPC Terminal Petikemas (IPC TPK). "Kita belum tahu sampai kapan, mungkin 1 tahun, 2 atau 3 tahun. Situasi ini sangat tidak menguntungkan," tandasnya.
"Covid-19 memberikan pelajaran berharga bagi kita untuk merevisi berbagai strategi perusahaan, salah satunya adalah akuisisi sehingga akan kita kaji ulang. Mereka juga terhantam cukup berat," papar Direktur Utama Arif Suhartono dalam paparan secara virtual, Jumat (24/7/2020)
Perusahaan, kata dia, memastikan bagaimana bisa memperbaiki struktur biaya yang ada, salah satunya dengan mendomestikkan pengadaan suku cadang, serta berkolaborasi dengan Pelindo I, III, dan IV. Selama ini, pengadaan suku cadang di pelabuhan dilakukan melalui impor, karena belum ada industri dalam negeri yang dapat memproduksinya. Misalkan, kebutuhan RTG (Rubber Tyred Gantry) atau alat bongkar muat kontainer dengan spesifikasi ukuran 18 inchi.
"Kita coba datang ke pembuat dan nanya ke mereka apakah bisa buat dengan spesifikasi seperti ukuran 18 inchi. Hal ini yang akan kita lakukan agar industri di dalam negeri turut bergairan dan memberikan multiplier effect," papar dia.
(Baca Juga: Sandiaga: Rakyat Sudah Sangat Khawatir dengan Keadaan Ekonomi)
Dengan bergairahnya industri dalam negeri, ia optimistis terjadi penciptaan lapangan tenaga kerja, mengurangi neraca pembayaran oleh pemerintah, serta efisiensi biaya industri kepelabuhan.
Selain penundaan rencana akuisisi, perseroan juga menunda pencatatan saham perdana entitas usahanya, seperti PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP) dan PT IPC Terminal Petikemas (IPC TPK). "Kita belum tahu sampai kapan, mungkin 1 tahun, 2 atau 3 tahun. Situasi ini sangat tidak menguntungkan," tandasnya.
(fai)
tulis komentar anda