Inflasi AS Turun 4% per Mei 2023, Terendah Sejak Maret 2021
Rabu, 14 Juni 2023 - 11:32 WIB
JAKARTA - Inflasi Amerika Serikat (AS) melanjutkan tren penurunan pada Mei 2023. Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan inflasi AS turun mencapai tingkat terendah sejak Maret 2021.
Indeks Harga Konsumen (IHK) naik sebesar 4% dalam periode satu tahun hingga bulan Mei 2023. Angka tersebut menunjukkan penurunan yang signifikan dari 4,9% pada bulan April 2023 dan sedikit di bawah harapan ekonom sebesar 4,1%.
Secara bulanan, harga-harga naik sebesar 0,1%. Ekonom memperkirakan kenaikan harga sebesar 0,2% dari April ke Mei. Mengutip CNN International, inflasi AS turun 11 bulan berturut-turut merupakan kabar baik setelah dua tahun mengalami inflasi yang sangat tinggi. "Ini merupakan kabar baik," kata Ekonom Utama AS di Oxford Economics, Nancy Vanden Houten.
Penurunan harga energi dan makanan menjadi pendorong turunnya inflasi. Adapun setahun yang lalu, inflasi terus meningkat dan mencapai level tertinggi dalam 41 tahun sebelum akhirnya mencapai 9,1% pada Juni 2023.
Namun angka 4% tersebut masih jauh di atas target Federal Reserve, yang melonggarkan moneter sejak Maret 2022. Bank Sentral AS ingin melihat inflasi yang diukur oleh indeks inti pengeluaran konsumsi pribadi stabil di angka 2%.
"Inflasi masih terlalu tinggi, tetapi trennya bergerak ke arah yang benar, dan Federal Reserve siap untuk beristirahat sejenak dari kenaikan suku bunga," kata Kepala Investasi Independent Advisor Alliance Chris Zaccarelli.
"Mereka telah menaikkan suku bunga selama 10 kali berturut-turut. Jadi mereka ingin melihat apakah tindakan mereka sudah cukup untuk menjaga inflasi tetap bergerak ke arah yang benar," imbuhnya.
Secara historis, sejak Maret 2022 Federal Reserve telah menaikkan suku bunga acuan sebanyak 10 kali berturut-turut dalam upaya menurunkan tingkat inflasi yang tinggi.
The Fed diperkirakan akan menghentikan kampanye kenaikan suku bunga kali ini untuk mengevaluasi kebijakan moneter serta dampak dari standar pemberian pinjaman yang lebih ketat di industri perbankan. CME FedWatch melaporkan 95,3% pasar memprediksi bahwa Fed akan menghentikan kenaikan suku bunga.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
Indeks Harga Konsumen (IHK) naik sebesar 4% dalam periode satu tahun hingga bulan Mei 2023. Angka tersebut menunjukkan penurunan yang signifikan dari 4,9% pada bulan April 2023 dan sedikit di bawah harapan ekonom sebesar 4,1%.
Secara bulanan, harga-harga naik sebesar 0,1%. Ekonom memperkirakan kenaikan harga sebesar 0,2% dari April ke Mei. Mengutip CNN International, inflasi AS turun 11 bulan berturut-turut merupakan kabar baik setelah dua tahun mengalami inflasi yang sangat tinggi. "Ini merupakan kabar baik," kata Ekonom Utama AS di Oxford Economics, Nancy Vanden Houten.
Penurunan harga energi dan makanan menjadi pendorong turunnya inflasi. Adapun setahun yang lalu, inflasi terus meningkat dan mencapai level tertinggi dalam 41 tahun sebelum akhirnya mencapai 9,1% pada Juni 2023.
Namun angka 4% tersebut masih jauh di atas target Federal Reserve, yang melonggarkan moneter sejak Maret 2022. Bank Sentral AS ingin melihat inflasi yang diukur oleh indeks inti pengeluaran konsumsi pribadi stabil di angka 2%.
"Inflasi masih terlalu tinggi, tetapi trennya bergerak ke arah yang benar, dan Federal Reserve siap untuk beristirahat sejenak dari kenaikan suku bunga," kata Kepala Investasi Independent Advisor Alliance Chris Zaccarelli.
"Mereka telah menaikkan suku bunga selama 10 kali berturut-turut. Jadi mereka ingin melihat apakah tindakan mereka sudah cukup untuk menjaga inflasi tetap bergerak ke arah yang benar," imbuhnya.
Secara historis, sejak Maret 2022 Federal Reserve telah menaikkan suku bunga acuan sebanyak 10 kali berturut-turut dalam upaya menurunkan tingkat inflasi yang tinggi.
The Fed diperkirakan akan menghentikan kampanye kenaikan suku bunga kali ini untuk mengevaluasi kebijakan moneter serta dampak dari standar pemberian pinjaman yang lebih ketat di industri perbankan. CME FedWatch melaporkan 95,3% pasar memprediksi bahwa Fed akan menghentikan kenaikan suku bunga.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
(nng)
tulis komentar anda