Ramai Gelombang PHK, Ini Penjelasan Kemenaker
Jum'at, 30 Juni 2023 - 12:00 WIB
Dihubungi secara terpisah, Ketua KSPN (Konfederasi Serikat Pekerja Nasional) Rustadi mengungkapkan sejak kuartal IV 2022 hingga kuartal I-2023 ini ribuan buruh dari beberapa industri telah menjadi korban PHK. Paling banyak di industri tekstil, alas kaki, dan garmen yang berlokasi di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Akan tetapi menurutnya badai PHK terus berlanjut menyelimuti tahun 2023 ini karena masih banyak perusahaan yang akan melakukan efisiensi. Catatan KSPN hingga kuartal I-2023, ada beberapa perusahaan yang melakukan pengurangan karyawan, seperti pada PT Kaban dan PT Prosmatex (Jawa Tengah) melakukan PHK terhadap 3.000 karyawan, PT Duniatex dan PT Agungtex PHK 5 ribu karyawan. Di Bandung, PT Adetex dan PT Binacitra Kharisma Lestari (industri garmen) melakukan laffoff kepada 2 ribu karyawan .
"Itu yang hanya terdata oleh kami, belum oleh serikat lain. Kemudian belum lagi mereka yang tidak laporan, kalau efisiensi yang dirumahkan itu banyak lagi, saya bisa pastikan 50-80% pabrik tekstil mengurangi karyawan dan jam kerjanya," kata Rustadi.
Pada kesempatan yang berbeda, Presiden Partai Buruh sekaligus Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan sepanjang tahun 2023 ini setidaknya ada 120 ribu pekerja yang terancam PHK. Said Iqbal menjelaskan jumlah tersebut terbagi dalam dua gelombang PHK yang terjadi pada tahun ini.
Gelombang pertama tahun ini tercatat pada sejak bulan Januari -Mei 2023, dari sana KSPI mencatat ada 70 ribu karyawan yang terdampak PHK. Sedangkan untuk gelombang II diprediksi Said Iqbal akan berlangsung mulai bulan Juni ini, diproyeksikan akan ada 50 ribu orang yang terdampak PHK.
"Oleh karena itu KSPI dan partai buruh meminta kepada pemerintah untuk bersungguh-sungguh mengambil langkah terhadap gelombang PHK ini," tegas Said Iqbal.
Akan tetapi menurutnya badai PHK terus berlanjut menyelimuti tahun 2023 ini karena masih banyak perusahaan yang akan melakukan efisiensi. Catatan KSPN hingga kuartal I-2023, ada beberapa perusahaan yang melakukan pengurangan karyawan, seperti pada PT Kaban dan PT Prosmatex (Jawa Tengah) melakukan PHK terhadap 3.000 karyawan, PT Duniatex dan PT Agungtex PHK 5 ribu karyawan. Di Bandung, PT Adetex dan PT Binacitra Kharisma Lestari (industri garmen) melakukan laffoff kepada 2 ribu karyawan .
"Itu yang hanya terdata oleh kami, belum oleh serikat lain. Kemudian belum lagi mereka yang tidak laporan, kalau efisiensi yang dirumahkan itu banyak lagi, saya bisa pastikan 50-80% pabrik tekstil mengurangi karyawan dan jam kerjanya," kata Rustadi.
Pada kesempatan yang berbeda, Presiden Partai Buruh sekaligus Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan sepanjang tahun 2023 ini setidaknya ada 120 ribu pekerja yang terancam PHK. Said Iqbal menjelaskan jumlah tersebut terbagi dalam dua gelombang PHK yang terjadi pada tahun ini.
Gelombang pertama tahun ini tercatat pada sejak bulan Januari -Mei 2023, dari sana KSPI mencatat ada 70 ribu karyawan yang terdampak PHK. Sedangkan untuk gelombang II diprediksi Said Iqbal akan berlangsung mulai bulan Juni ini, diproyeksikan akan ada 50 ribu orang yang terdampak PHK.
"Oleh karena itu KSPI dan partai buruh meminta kepada pemerintah untuk bersungguh-sungguh mengambil langkah terhadap gelombang PHK ini," tegas Said Iqbal.
(uka)
tulis komentar anda