Transformasi Bisnis Tidak Mudah, Simak Resep dari Bos Great Giant Foods
Minggu, 02 Juli 2023 - 13:46 WIB
Menyoal purpose atau tujuan, Tommy juga menyinggung ihwal Gen Z yang punya karakter tersendiri dibanding generasi-generasi sebelumnya. Mereka cenderung lebih demanding alias banyak permintaannya dan lebih kritis.
Sebagaimana ramai diperbincangkan, Gen Z dalam mencari pekerjaan tak semata melihat besaran gaji tapi juga yang membuat mereka bisa hidup seimbang atau worklife balance. Terkait hal ini, isu mental health pun sempat mengemuka.
Berdasarkan pengalaman dalam merekrut pekerja, Tommy bilang, Gen Z juga menaruh perhatian pada perusahaan yang punya purpose, tidak sekadar cari cuan.
“Anak-anak sekarang demand (penuntut), mereka pasti nanya ini perusahaan apa? bisnis kalian buat apa? kalau cari duit saja, nggga tertarik. Talent-talent yang pintar sudah pasti nggak mau uang, anak muda ingin kontribusi yang positif,” tuturnya.
“Makanya setelah kami mengubah misi menjadi lebih purposeful, jumlah pelamar (anak muda) membludak. Tiba-tiba menjadi green itu keren,” tambah Tommy.
Dia pun menekankan bahwa bisnis hari ini dan di kemudian hari harus punya produk yang bagus, pembeda atau keunikan yang bagus, pengalaman offline dan online yang bagus serta harus punya purpose.
Tommy melanjutkan, elemen kedua yang jadi kunci dari transformasi adalah kepemimpinan (leadership). Dalam hal ini, harus ada kekompakan dan keselarasan antara pemimpin dengan tim dalam mencapai tujuan ataupun strategi yang telah ditetapkan.
“Seluruh direksi dan tim harus sepakat mau ke sana (tujuan/visi misi), harus bersatu,” tandasnya. Selain itu, sambung dia, harus ada engagement atau interaksi dan diskusi antara atasan dan bawahan.
“Kalau nggak, ibaratnya kita dalam satu kapal tapi mau ke mana nih? Bingung. Akan terjadi banyak proyek yang nggak jelas, buang-buang energi, nggak fokus, purposenya juga nggak jelas,” bebernya.
Sebagaimana ramai diperbincangkan, Gen Z dalam mencari pekerjaan tak semata melihat besaran gaji tapi juga yang membuat mereka bisa hidup seimbang atau worklife balance. Terkait hal ini, isu mental health pun sempat mengemuka.
Berdasarkan pengalaman dalam merekrut pekerja, Tommy bilang, Gen Z juga menaruh perhatian pada perusahaan yang punya purpose, tidak sekadar cari cuan.
“Anak-anak sekarang demand (penuntut), mereka pasti nanya ini perusahaan apa? bisnis kalian buat apa? kalau cari duit saja, nggga tertarik. Talent-talent yang pintar sudah pasti nggak mau uang, anak muda ingin kontribusi yang positif,” tuturnya.
“Makanya setelah kami mengubah misi menjadi lebih purposeful, jumlah pelamar (anak muda) membludak. Tiba-tiba menjadi green itu keren,” tambah Tommy.
Dia pun menekankan bahwa bisnis hari ini dan di kemudian hari harus punya produk yang bagus, pembeda atau keunikan yang bagus, pengalaman offline dan online yang bagus serta harus punya purpose.
Tommy melanjutkan, elemen kedua yang jadi kunci dari transformasi adalah kepemimpinan (leadership). Dalam hal ini, harus ada kekompakan dan keselarasan antara pemimpin dengan tim dalam mencapai tujuan ataupun strategi yang telah ditetapkan.
“Seluruh direksi dan tim harus sepakat mau ke sana (tujuan/visi misi), harus bersatu,” tandasnya. Selain itu, sambung dia, harus ada engagement atau interaksi dan diskusi antara atasan dan bawahan.
“Kalau nggak, ibaratnya kita dalam satu kapal tapi mau ke mana nih? Bingung. Akan terjadi banyak proyek yang nggak jelas, buang-buang energi, nggak fokus, purposenya juga nggak jelas,” bebernya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda