Rusia: Sistem Pembayaran BRICS Bakal Gantikan SWIFT
Sabtu, 29 Juli 2023 - 22:01 WIB
JAKARTA - Kepala Komite Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dengan Negara-negara Afrika (AFROCOM) Igor Morozov menegaskan bahwa dunia unipolar tengah runtuh dan dunia multipolar sedang dibentuk dengan partisipasi Afrika , di mana kelas menengah baru akan mendorong permintaan konsumen dalam waktu dekat.
Dia meyakini sistem pembayaran BRICS akan menggantikan jaringan pesan keuangan SWIFT di dunia non-Barat yang baru. Keyakinan itu timbul seiring dengan makin banyaknya negara-negara di dunia yang berminat untuk bergabung dengan kelompok kerja sama yang dimotori oleh Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan tersebut.
"Tahun lalu saja, 19 negara Afrika mengajukan keanggotaan BRICS karena mereka menginginkan hubungan ekonomi yang benar-benar baru," ungkap Morozov di sela-sela KTT Rusia-Afrika, seperti dilansir RT, Sabtu (29/7/2023).
Setelah Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) menyita cadangan devisa Rusia, kata dia, dunia menyadari bahwa dolar AS bukan hanya "senjata politik" tetapi juga instrumen tekanan keuangan pada kebijakan eksternal dan internal negara dan benua mana pun.
"Dolar AS telah dipersenjatai, itulah sebabnya negara-negara secara bertahap akan menjauh dari penggunaannya dalam perdagangan dan sistem pembayaran BRICS akan menggantikan jaringan pesan keuangan SWIFT di dunia non-Barat yang baru," tegasnya.
Menurut dia, para pemimpin Afrika juga prihatin tentang penggunaan dolar dan euro lebih lanjut. Dalam hal ini, kata dia, jumlah negara yang ingin bergabung dengan BRICS berkembang pesat, karena ini adalah sistem pembayaran alternatif yang akan muncul dalam waktu setengah tahun.
BRICS mendorong perdagangan mata uang nasional dan telah memulai upaya untuk membangun jaringan pembayaran bersama untuk memotong ketergantungan pada sistem keuangan Barat, khususnya dolar. Hubungan perdagangan Rusia dengan negara-negara Afrika, kata Morozov, telah menguat dalam beberapa tahun terakhir dan ada lebih banyak ruang untuk pertumbuhan, termasuk melalui zona perdagangan bebas yang secara aktif berkembang di negara-negara Afrika.
"Kami siap dan kami akan memasok setiap tahun melalui bantuan kemanusiaan semua yang kami miliki di kompleks agroindustri. Traktor, agregat, pupuk mineral, dan teknologi kami. Kami telah mencapai hasil yang luar biasa dalam sepuluh tahun dan kami ingin berbagi pengalaman ini dengan mitra kami di Afrika," katanya.
Dia menambahkan bahwa Rusia akan melakukan segalanya untuk memastikan ekonomi Afrika memiliki masa depan dengan akses ke teknologi inovatif.
Dia meyakini sistem pembayaran BRICS akan menggantikan jaringan pesan keuangan SWIFT di dunia non-Barat yang baru. Keyakinan itu timbul seiring dengan makin banyaknya negara-negara di dunia yang berminat untuk bergabung dengan kelompok kerja sama yang dimotori oleh Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan tersebut.
"Tahun lalu saja, 19 negara Afrika mengajukan keanggotaan BRICS karena mereka menginginkan hubungan ekonomi yang benar-benar baru," ungkap Morozov di sela-sela KTT Rusia-Afrika, seperti dilansir RT, Sabtu (29/7/2023).
Setelah Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) menyita cadangan devisa Rusia, kata dia, dunia menyadari bahwa dolar AS bukan hanya "senjata politik" tetapi juga instrumen tekanan keuangan pada kebijakan eksternal dan internal negara dan benua mana pun.
"Dolar AS telah dipersenjatai, itulah sebabnya negara-negara secara bertahap akan menjauh dari penggunaannya dalam perdagangan dan sistem pembayaran BRICS akan menggantikan jaringan pesan keuangan SWIFT di dunia non-Barat yang baru," tegasnya.
Menurut dia, para pemimpin Afrika juga prihatin tentang penggunaan dolar dan euro lebih lanjut. Dalam hal ini, kata dia, jumlah negara yang ingin bergabung dengan BRICS berkembang pesat, karena ini adalah sistem pembayaran alternatif yang akan muncul dalam waktu setengah tahun.
BRICS mendorong perdagangan mata uang nasional dan telah memulai upaya untuk membangun jaringan pembayaran bersama untuk memotong ketergantungan pada sistem keuangan Barat, khususnya dolar. Hubungan perdagangan Rusia dengan negara-negara Afrika, kata Morozov, telah menguat dalam beberapa tahun terakhir dan ada lebih banyak ruang untuk pertumbuhan, termasuk melalui zona perdagangan bebas yang secara aktif berkembang di negara-negara Afrika.
"Kami siap dan kami akan memasok setiap tahun melalui bantuan kemanusiaan semua yang kami miliki di kompleks agroindustri. Traktor, agregat, pupuk mineral, dan teknologi kami. Kami telah mencapai hasil yang luar biasa dalam sepuluh tahun dan kami ingin berbagi pengalaman ini dengan mitra kami di Afrika," katanya.
Dia menambahkan bahwa Rusia akan melakukan segalanya untuk memastikan ekonomi Afrika memiliki masa depan dengan akses ke teknologi inovatif.
(fjo)
tulis komentar anda