Penyaluran Bansos dan PKH, Pos Indonesia Gunakan Teknologi Canggih
Minggu, 30 Juli 2023 - 10:32 WIB
ā€¯Misalnya saat sinyal tidak ada, tetap saja kami bisa menangkap informasi tadi, objek KPM tadi yang kemudian kami ambil fotonya. Nanti pada saat ada sinyal, data itu tetap akan naik dan divalidasi. Jadi ketika tidak bisa divalidasi di lapangan karena masalah sinyal internet, pendataan tetap bisa dilakukan melalui aplikasi. Pada saat petugas kembali ke kantor mereka, Kantor Pos, datanya tetap akan masuk," terangnya.
Menurut Hariadi, penerapan teknologi digital sangat bermanfaat untuk Pos Indonesia. Terutama dalam penyimpanan data para warga yang menjadi KPM bantuan yang akan memudahkan Pos Indonesia untuk kembali menyalurkan program bantuan selanjutnya ketika dipercaya kembali oleh Pemerintah.
"Kami berharap pada saat kami memiliki data yang akurat berdasarkan sukses yang kami sudah terapkan, dalam penyaluran-penyaluran berikutnya, kami akan lebih mudah. Dalam artian, kami memiliki data obyek yang akurat, kami memiliki data lokasi yang akurat sehingga isu-isu yang berkaitan dengan, misalnya, objek penerimanya pada saat penerima pada periode ini bisa berbeda dengan periode ini, bisa kita minimalisir," paparnya.
Hariadi juga menjelaskan Pos Indonesia tidak pernah bekerja sendiri dalam menyalurkan bantuan. Pos Indonesia selalu mendengar dan mengutamakan komunikasi dengan para stakeholder, termasuk Kemensos yang memberi kepercayaan penyaluran bantuan ini.
"Kami mendengarkan aspirasi mereka. Jadi akhirnya apa yang kami lakukan dengan menerapkan face recognition dan geotagging sebenarnya salah satu aspirasi yang disampaikan. Bagaimana kami memastikan bahwa penyalurannya benar-benar tepat sasaran. Kami meminimalisasikan jumlah KPM-KPM yang tidak layak," tandasnya.
Menurut Hariadi, penerapan teknologi digital sangat bermanfaat untuk Pos Indonesia. Terutama dalam penyimpanan data para warga yang menjadi KPM bantuan yang akan memudahkan Pos Indonesia untuk kembali menyalurkan program bantuan selanjutnya ketika dipercaya kembali oleh Pemerintah.
"Kami berharap pada saat kami memiliki data yang akurat berdasarkan sukses yang kami sudah terapkan, dalam penyaluran-penyaluran berikutnya, kami akan lebih mudah. Dalam artian, kami memiliki data obyek yang akurat, kami memiliki data lokasi yang akurat sehingga isu-isu yang berkaitan dengan, misalnya, objek penerimanya pada saat penerima pada periode ini bisa berbeda dengan periode ini, bisa kita minimalisir," paparnya.
Hariadi juga menjelaskan Pos Indonesia tidak pernah bekerja sendiri dalam menyalurkan bantuan. Pos Indonesia selalu mendengar dan mengutamakan komunikasi dengan para stakeholder, termasuk Kemensos yang memberi kepercayaan penyaluran bantuan ini.
"Kami mendengarkan aspirasi mereka. Jadi akhirnya apa yang kami lakukan dengan menerapkan face recognition dan geotagging sebenarnya salah satu aspirasi yang disampaikan. Bagaimana kami memastikan bahwa penyalurannya benar-benar tepat sasaran. Kami meminimalisasikan jumlah KPM-KPM yang tidak layak," tandasnya.
(poe)
Lihat Juga :
tulis komentar anda