Wall Street Dibuka Koreksi Jelang Rilis Data Manufaktur AS

Selasa, 01 Agustus 2023 - 21:50 WIB
Wall Street dibuka melemah pada perdagangan, Selasa (1/8) waktu setempat, saat pelaku pasar menanti data manufaktur terbaru Amerika Serikat (AS) setelah suku bunga The Fed menyentuh level tertinggi dalam 22 tahun. Foto/Dok
JAKARTA - Wall Street dibuka melemah pada perdagangan, Selasa (1/8) waktu setempat, saat pelaku pasar menanti data manufaktur terbaru Amerika Serikat (AS). Setelah sebelumnya Federal Reserve atau The Fed menaikkan suku bunga acuan, pasar menyoroti dampak suku bunga bank sentral terhadap industri.



Dow Jones Industrial Average terpantau koreksi 0,03% ke level 35.548,86. Begitupun dengan indeks S&P 500 yang lebih rendah sebesar 0,33% menjadi 4.573,94, sedangkan Nasdaq Composite turun 0,54% ke posisi 14.268,03 pada bel pembukaan.





Founder Andersen Capital Management, Peter Andersen mengatakan, investor mengamati data manufaktur dari ISM untuk periode Juni yang diharapkan lebih baik dari bulan sebelumnya.

"Sejauh ini semuanya telah berjalan dengan baik, dan kita melihat rospeknya tampaknya akan menguat," katanya seperti dilansir Reuters, Selasa (1/8/2023).

Musim laporan keuangan semester pertama juga menjadi perhatian pelaku pasar. Data Refinitiv memproyeksikan pendapatan perusahaan di Amerika Serikat akan mengalami kontraksi sekitar 6,4% secara year-on-year (yoy).

Di samping itu, komentar para pejabat Federal Reserve juga dinantikan sebagai petunjuk terkait kebijakan suku bunga. Sebelumnya Bos The Fed, Jerome Powell tidak memberikan banyak petunjuk terkait arah selanjutnya dari bank sentral.

Dimana kenaikan suku bunga Fed terakhir menjadi yang kesebelas sejak awal 2022, saat The Fed menaikkan suku bunga untuk mencoba mendinginkan ekonomi terbesar di dunia itu dan meredam inflasi.

"Kami akan melakukan pertemuan demi pertemuan," kata Ketua The Fed, Jerome Powell pada konferensi pers setelah pengumuman tersebut.

"Sangat mungkin bahwa kami akan menaikkan suku bunga lagi pada pertemuan September, jika diperlukan. Dan saya juga akan mengatakan mungkin saja kita akan memilih untuk tetap stabil," katanya.
(akr)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More