Raksasa Nuklir Rusia Meningkatkan Pasokan ke Negara-negara Sahabat
Jum'at, 18 Agustus 2023 - 09:29 WIB
JAKARTA - Perusahaan energi atom milik negara Rusia , Rosatom telah meningkatkan pengiriman bahan bakar nuklir dan peralatan ke negara-negara sahabat secara signifikan. Hal itu disampaikan Direktur Jenderal perusahaan, Aleksey Likhachev mengatakan kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin.
"Kami mempertahankan dan bahkan sedikit meningkatkan pasokan ke semua negara (penerima) kami, tetapi terutama pengiriman ke negara-negara sahabat tumbuh secara signifikan. Di antaranya adalah negara- negara Asia , khususnya China, serta Timur Tengah dan Afrika," kata Likhachev.
Dia menambahkan, bahwa perusahaan melihat "pertumbuhan hingga 60-70% dalam berbagai jenis pasokan terkait NFC," mengacu pada siklus bahan bakar nuklir untuk pembangkit listrik - dari penambangan uranium hingga pembuangan limbah radioaktif.
Putin mencatat bahwa terlepas dari tekanan Barat, negara-negara yang menjadi klien mereka "berperilaku bertanggung jawab, karena mengubah pemasok secara teknologi sangat sulit."
Kepala Rosatom setuju, dan mencatat bahwa negara-negara yang bersahabat dengan Moskow berada di bawah "tekanan besar" baik secara politik maupun ekonomi.
Likhachev juga mengatakan, kepada presiden bahwa Rosatom tidak melihat "prospek khusus untuk pertumbuhan di pasar Eropa ... Bukan hanya karena ada sikap tidak ramah terhadap kami, tetapi karena tidak ada potensi pertumbuhan di sana," jelasnya.
Seperti diketahui tenaga nuklir tidak termasuk dalam sanksi Uni Eropa terhadap Moskow, dan meskipun ada dorongan kuat dari beberapa negara anggota blok dan Komisi Eropa untuk menargetkan eksekutif Rosatom. Upaya tersebut telah gagal karena oposisi yang kuat dari Hungaria dan pada tingkat lebih rendah Prancis.
Pihak berwenang Hungaria sedang mencari perluasan pembangkit listrik tenaga nuklir Paks yang dibangun Rosatom dan telah berulang kali memperingatkan bahwa mereka akan menentang segala upaya untuk memberlakukan pembatasan pada sektor nuklir Rusia.
"Kami mempertahankan dan bahkan sedikit meningkatkan pasokan ke semua negara (penerima) kami, tetapi terutama pengiriman ke negara-negara sahabat tumbuh secara signifikan. Di antaranya adalah negara- negara Asia , khususnya China, serta Timur Tengah dan Afrika," kata Likhachev.
Dia menambahkan, bahwa perusahaan melihat "pertumbuhan hingga 60-70% dalam berbagai jenis pasokan terkait NFC," mengacu pada siklus bahan bakar nuklir untuk pembangkit listrik - dari penambangan uranium hingga pembuangan limbah radioaktif.
Putin mencatat bahwa terlepas dari tekanan Barat, negara-negara yang menjadi klien mereka "berperilaku bertanggung jawab, karena mengubah pemasok secara teknologi sangat sulit."
Kepala Rosatom setuju, dan mencatat bahwa negara-negara yang bersahabat dengan Moskow berada di bawah "tekanan besar" baik secara politik maupun ekonomi.
Likhachev juga mengatakan, kepada presiden bahwa Rosatom tidak melihat "prospek khusus untuk pertumbuhan di pasar Eropa ... Bukan hanya karena ada sikap tidak ramah terhadap kami, tetapi karena tidak ada potensi pertumbuhan di sana," jelasnya.
Seperti diketahui tenaga nuklir tidak termasuk dalam sanksi Uni Eropa terhadap Moskow, dan meskipun ada dorongan kuat dari beberapa negara anggota blok dan Komisi Eropa untuk menargetkan eksekutif Rosatom. Upaya tersebut telah gagal karena oposisi yang kuat dari Hungaria dan pada tingkat lebih rendah Prancis.
Pihak berwenang Hungaria sedang mencari perluasan pembangkit listrik tenaga nuklir Paks yang dibangun Rosatom dan telah berulang kali memperingatkan bahwa mereka akan menentang segala upaya untuk memberlakukan pembatasan pada sektor nuklir Rusia.
(akr)
tulis komentar anda