Penjahat Digital Kian Brutal, Bisa Tembus Rekening Nasabah
Kamis, 30 Juli 2020 - 11:47 WIB
JAKARTA - Pengoptimalan sistem perbankan digital di Indonesia dinilai menjadi keharusan dalam menghadapi tantangan dunia perbankan di tengah pandemi Covid-19. Optimalisasi itu penting seiring diproyeksikannya Indonesia akan menjadi negara tertinggi dalam penggunaan digitalisasi perbankan di Asia Tenggara pada tahun 2025 nanti.
Direktur eksekutif ICT Institute, Heru Sutadi, mengatakan perkembangan digitalisasi ini semakin meningkat. Namun seiringnya perkembangan ini membuat kejahatan keamanan data internet di perbankan masih menghantui.
"Sisi keamanan posisi digital banking ini memang meningkat namun cyber crime juga tinggi karena masih banyak masyarakat yang masih belum tahu tentang meningkatkan cyber crime," ujar Heru dalam diskusi bersama IDX Channel, Jakarta, Kamis (30/7/2020). ( Baca juga:Normal Baru, MNC Bank Siap Dukung Pemulihan Perekonomian Nasional )
Dia melanjutkan, perbankan atau platform yang menerapkan digital banking ini untuk meningkatkan pelayanan dan teknologinya supaya data nasabah tidak bocor. Salah satunya, mengedukasi masyarakat agar menjaga kemanan datanya tidak diberikan ke siapa pun.
"Karena cyber crime ini bergerak mencari kelemahan dari pelayanan yang mana bisa menembus akun rekening nasabah," jelasnya.
Dia menambahkan perbankan yang menerapkan digitalisasi untuk meningkatkan standar operasional. Salah satunya meningkatkan alokasi anggaran dalam membeli belanja teknologi dalam meningkatkan sistem perbankan dalam digitalisasi.
"Jangan tunggu sampai udah terjadi peristiwanya. Kesadaran itu harus dibangun jadi kalau ada belanja anggaran untuk membeli IT itu bagus untuk menjaga keamanan data," tandasnya.
Lihat Juga: Kolaborasi dengan BPJS Kesehatan, BRI Sediakan Pembiayaan untuk Tingkatkan Mutu Infrastruktur Kesehatan
Direktur eksekutif ICT Institute, Heru Sutadi, mengatakan perkembangan digitalisasi ini semakin meningkat. Namun seiringnya perkembangan ini membuat kejahatan keamanan data internet di perbankan masih menghantui.
"Sisi keamanan posisi digital banking ini memang meningkat namun cyber crime juga tinggi karena masih banyak masyarakat yang masih belum tahu tentang meningkatkan cyber crime," ujar Heru dalam diskusi bersama IDX Channel, Jakarta, Kamis (30/7/2020). ( Baca juga:Normal Baru, MNC Bank Siap Dukung Pemulihan Perekonomian Nasional )
Dia melanjutkan, perbankan atau platform yang menerapkan digital banking ini untuk meningkatkan pelayanan dan teknologinya supaya data nasabah tidak bocor. Salah satunya, mengedukasi masyarakat agar menjaga kemanan datanya tidak diberikan ke siapa pun.
"Karena cyber crime ini bergerak mencari kelemahan dari pelayanan yang mana bisa menembus akun rekening nasabah," jelasnya.
Dia menambahkan perbankan yang menerapkan digitalisasi untuk meningkatkan standar operasional. Salah satunya meningkatkan alokasi anggaran dalam membeli belanja teknologi dalam meningkatkan sistem perbankan dalam digitalisasi.
"Jangan tunggu sampai udah terjadi peristiwanya. Kesadaran itu harus dibangun jadi kalau ada belanja anggaran untuk membeli IT itu bagus untuk menjaga keamanan data," tandasnya.
Lihat Juga: Kolaborasi dengan BPJS Kesehatan, BRI Sediakan Pembiayaan untuk Tingkatkan Mutu Infrastruktur Kesehatan
(uka)
tulis komentar anda