Serap Hasil Perikanan, KKP Kucurkan Rp60 Miliar
Kamis, 30 April 2020 - 02:17 WIB
JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mengupayakan penyerapan hasil perikanan nelayan dan pembudidaya yang terkena dampak ekonomi imbas wabah Covid-19. Kali ini, KKP menggandeng PT Perikanan Nusantara (Perinus) dan Perum Perikanan Indonesia (Perindo) dengan mengucurkan pinjaman masing-masing Rp30 miliar.
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengatakan, total Rp60 miliar tersebut diperkirakan mampu menyerap 3.000 ton produk perikanan yang berasal dari mitra BUMN, nasabah Bank Mikro Nelayan BLU LPMUKP, serta nelayan dan pembudidaya ikan lainnya. Pinjaman BLULPMUKP ini merupakan fasilitas pinjaman awal agar kedua BUMN itu dapat segera menyerap hasil nelayan dan pembudidaya ikan.
“Ini salah satu upaya yang kita lakukan untuk menyerap hasil perikanan. Harapannya bisa berdampak luas membantu nelayan dan pembudidaya. Tidak ada lagi ke depan ikan dikubur, tidak ada lagi ikan dibuang ke laut,” ujar Menteri Edhy di Jakarta, Rabu (29/4/2020).
Penyerapan hasil perikanan oleh Perinus dan Perindo diyakini Menteri Edhy, sekaligus sebagai langkah antisipasi praktik spekulan. “Ini menjadi intervensi untuk menghindari spekulan di lapangan,” tambah Edhy.
Menteri Edhy optimistis bahwa sektor kelautan dan perikanan memiliki peranan penting selama periode pandemi maupun pasca-dampak Covid-19. arena itu, KKP mendorong BUMN Perikanan memainkan peranan yang lebih besar lagi, terutama untuk menjamin berlangsungnya kegiatan usaha pemasaran produk perikanan.
"Kita mendorong kalangan perbankan, terutama dari Bank Himbara, untuk dapat menambah alokasi kebutuhan pendanaan dari BUMN Perikanan untuk menyerap lebih besar lagi hasil tangkapan nelayan dan produk pembudidaya ikan," katanya.
Direktur BLU LPMUKP, Syarif Syahrial menjelaskan, bahwa penyerapan hasil nelayan dan pembudidaya ikan sangat penting bagi debitur LPMUKP dalam menjalankan usahanya. Kelancaran pengembalian pinjaman tentu berpengaruh pada pemasaran produk para nasabah. Dalam waktu dekat LPMUKP juga berencana memberikan dukungan pembiayaan bagi pemasaran produk rumput laut, terutama dalam kerangka Sistem Resi Gudang.
“Kita semua berharap, BUMN Perikanan dapat segera menyerap hasil nelayan dan pembudidaya ikan kita. Dukungan fasilitas pinjaman LPMUKP ini kami harapkan mampu membantu BUMN Perikanan kita dalam menjalankan tugasnya di masa yang sulit ini,” ujar Syarif.
Sementara itu Dirut Perum Perindo Farida Mokodompit menjelaskan, penyerapan hasil perikanan segera dilakukan melalui lima cabang dan 23 unit yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Perum Perindo juga akan berkoordinasi dengan pihak lain, untuk memperluas penyerapan.
“(Penyerapan) yang pertama tentu saja di lokasi-lokasi kami. Kami juga akan berkoordinasi dengan Ditjen Perikanan Tangkap KKP misalnya, yang punya data cold strorage dan nelayan-nelayan yang ikannya belum tertampung,” urai Farida.
Farida berharap, pun langkah KKP memberikan fasilitas pinjaman diikuti oleh kementerian lain dan perbankan. “Kami berharap ini merupakan stimulus pertama yang akan diikuti kementerian lain dan perbankan. Dengan adanya komitmen bersama membantu nelayan, saya pikir ini merupakan upaya terbaik yang bisa kita lakukan sehingga nelayan tak rugi saat wabah ini,” terang Farida.
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengatakan, total Rp60 miliar tersebut diperkirakan mampu menyerap 3.000 ton produk perikanan yang berasal dari mitra BUMN, nasabah Bank Mikro Nelayan BLU LPMUKP, serta nelayan dan pembudidaya ikan lainnya. Pinjaman BLULPMUKP ini merupakan fasilitas pinjaman awal agar kedua BUMN itu dapat segera menyerap hasil nelayan dan pembudidaya ikan.
“Ini salah satu upaya yang kita lakukan untuk menyerap hasil perikanan. Harapannya bisa berdampak luas membantu nelayan dan pembudidaya. Tidak ada lagi ke depan ikan dikubur, tidak ada lagi ikan dibuang ke laut,” ujar Menteri Edhy di Jakarta, Rabu (29/4/2020).
Penyerapan hasil perikanan oleh Perinus dan Perindo diyakini Menteri Edhy, sekaligus sebagai langkah antisipasi praktik spekulan. “Ini menjadi intervensi untuk menghindari spekulan di lapangan,” tambah Edhy.
Menteri Edhy optimistis bahwa sektor kelautan dan perikanan memiliki peranan penting selama periode pandemi maupun pasca-dampak Covid-19. arena itu, KKP mendorong BUMN Perikanan memainkan peranan yang lebih besar lagi, terutama untuk menjamin berlangsungnya kegiatan usaha pemasaran produk perikanan.
"Kita mendorong kalangan perbankan, terutama dari Bank Himbara, untuk dapat menambah alokasi kebutuhan pendanaan dari BUMN Perikanan untuk menyerap lebih besar lagi hasil tangkapan nelayan dan produk pembudidaya ikan," katanya.
Direktur BLU LPMUKP, Syarif Syahrial menjelaskan, bahwa penyerapan hasil nelayan dan pembudidaya ikan sangat penting bagi debitur LPMUKP dalam menjalankan usahanya. Kelancaran pengembalian pinjaman tentu berpengaruh pada pemasaran produk para nasabah. Dalam waktu dekat LPMUKP juga berencana memberikan dukungan pembiayaan bagi pemasaran produk rumput laut, terutama dalam kerangka Sistem Resi Gudang.
“Kita semua berharap, BUMN Perikanan dapat segera menyerap hasil nelayan dan pembudidaya ikan kita. Dukungan fasilitas pinjaman LPMUKP ini kami harapkan mampu membantu BUMN Perikanan kita dalam menjalankan tugasnya di masa yang sulit ini,” ujar Syarif.
Sementara itu Dirut Perum Perindo Farida Mokodompit menjelaskan, penyerapan hasil perikanan segera dilakukan melalui lima cabang dan 23 unit yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Perum Perindo juga akan berkoordinasi dengan pihak lain, untuk memperluas penyerapan.
“(Penyerapan) yang pertama tentu saja di lokasi-lokasi kami. Kami juga akan berkoordinasi dengan Ditjen Perikanan Tangkap KKP misalnya, yang punya data cold strorage dan nelayan-nelayan yang ikannya belum tertampung,” urai Farida.
Farida berharap, pun langkah KKP memberikan fasilitas pinjaman diikuti oleh kementerian lain dan perbankan. “Kami berharap ini merupakan stimulus pertama yang akan diikuti kementerian lain dan perbankan. Dengan adanya komitmen bersama membantu nelayan, saya pikir ini merupakan upaya terbaik yang bisa kita lakukan sehingga nelayan tak rugi saat wabah ini,” terang Farida.
(akr)
tulis komentar anda