5 Perbedaan KCJB dan Shinkansen, Siapa Paling Unggul?

Rabu, 20 September 2023 - 14:00 WIB
KCJB menggunakan sistem persinyalan teknologi Global System Mobile-Railway (GSM-R) untuk pengoperasiannya. Teknologi GSM-R berperan sebagai teknologi transmisi data (train control data) yang diharapkan dapat meningkatkan pengawasan.

Sedangkan Shinkansen menggunakan sistem persinyalan yang dikembangkan sendiri oleh Central Japan Railway Company (JR Central). Sistem persinyalan ini memungkinkan kereta untuk berkomunikasi dengan stasiun dan sistem kontrol lainnya dengan sangat cepat dan akurat.

3. Perbedaan Pemilik dan Operator



KCJB dioperasikan oleh PT Kereta Cepat Indonesia China. Perusahaan tersebut terdiri atas konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia dan China Railway International Company Limited melalui Beijing Yawan HSR Company Limited.



Sedangkan Shinkansen dimiliki oleh Badan Konstruksi, Transportasi, dan Teknologi Kereta Api Jepang. Kereta ini dioperasikan oleh lima perusahaan dari Japan Railways Group.

4. Memiliki Bentuk yang Berbeda



KCJB menggunakan rangkaian kereta buatan Cina generasi terbaru, yaitu CR400AF oleh CRRC Qingdao Sifang. CR400AF adalah bagian dari keluarga Fuxing Hao, seri kereta cepat produksi CRRC, perusahaan kereta api terbesar di dunia.

Sementara untuk Shinkansen sendiri menggunakan berbagai seri kereta buatan Jepang, seperti E5, E6, N700, dan L0. Bentuk tersebut juga menjadi salah satu bentuk kereta paling kuat di sana.

5. Membutuhkan Daya Listrik yang Berbeda



KCJB berbahan bakar listrik, dengan daya yang dibutuhkan sebesar 9750 kW untuk setiap rangkaian dengan 8 gerbong. Shinkansen juga berbahan bakar listrik, tetapi daya yang dibutuhkan bervariasi tergantung pada seri kereta. Misalnya, seri E5 membutuhkan daya sebesar 12000 kW untuk setiap rangkaian dengan 10 gerbong.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More