BI Ungkap Biang Kerok Harga Beras Naik 4,4% di September, Masih Amankah?
Kamis, 21 September 2023 - 17:35 WIB
JAKARTA - Deputi Gubernur Bank Indonesia ( BI ) Aida S. Budiman menjelaskan, penyebab utama kenaikan harga beras yang menembus 4,4% di September 2023. Salah satunya faktor siklus penanaman.
"Kenapa beras harganya naik, memang di September ini kita lihat kenaikannya sudah 4,4%, tapi dia naik karena musim tanamnya baru mulai," ungkap Aida dalam konferensi pers RDG BI di Jakarta, Kamis (21/9/2023).
Tak hanya itu, penyebab kedua adalah fenomena iklim El Nino yang sedikit mengalami perpanjangan. Awalnya diperkirakan selesai di akhir tahun, namun kemungkinan akan berlanjut.
"Tapi indeks kekuata El Nino itu masih tetap lemah, hanya sedikit lebih panjang. Tadi kita perkirakan dia sudah selesai di akhir tahun, tapi gambaran sekarang tampaknya sedikit bergeser ke satu bulan di 2024. Itu yang kita lihat," ungkap Aida.
Soal perlu khawatir atau tidak, Aida berpesan bahwa situasi ini tentunya harus terus diwaspadai. Yang pertama dilihat adalah cadangan beras pemerintah.
"Tadi Pak Gubernur sudah menjelaskan waktu kita ada rakornas Tim Pengendalian Inflasi (TPI), Pak Presiden bilang ada 1,6 juta ton beras, dan datang lagi 400 ribu ton. Jadi sekarang ini sudah 2 juta ton CBP kita," ucap Aida.
Kemudian dalam 3 bulan ini, yakni September, Oktober, dan November akan ada bansos beras setiap bulannya. Jadi upaya itu juga akan membantu pengurangan harga-harga, bahkan di bulan Oktober-November juga sudah mulai menanam lagi.
"Kenapa beras harganya naik, memang di September ini kita lihat kenaikannya sudah 4,4%, tapi dia naik karena musim tanamnya baru mulai," ungkap Aida dalam konferensi pers RDG BI di Jakarta, Kamis (21/9/2023).
Tak hanya itu, penyebab kedua adalah fenomena iklim El Nino yang sedikit mengalami perpanjangan. Awalnya diperkirakan selesai di akhir tahun, namun kemungkinan akan berlanjut.
"Tapi indeks kekuata El Nino itu masih tetap lemah, hanya sedikit lebih panjang. Tadi kita perkirakan dia sudah selesai di akhir tahun, tapi gambaran sekarang tampaknya sedikit bergeser ke satu bulan di 2024. Itu yang kita lihat," ungkap Aida.
Soal perlu khawatir atau tidak, Aida berpesan bahwa situasi ini tentunya harus terus diwaspadai. Yang pertama dilihat adalah cadangan beras pemerintah.
"Tadi Pak Gubernur sudah menjelaskan waktu kita ada rakornas Tim Pengendalian Inflasi (TPI), Pak Presiden bilang ada 1,6 juta ton beras, dan datang lagi 400 ribu ton. Jadi sekarang ini sudah 2 juta ton CBP kita," ucap Aida.
Kemudian dalam 3 bulan ini, yakni September, Oktober, dan November akan ada bansos beras setiap bulannya. Jadi upaya itu juga akan membantu pengurangan harga-harga, bahkan di bulan Oktober-November juga sudah mulai menanam lagi.
(uka)
tulis komentar anda