Maybank Cetak Laba Bersih Rp809,7 Miliar di Semester Pertama 2020
Senin, 03 Agustus 2020 - 02:19 WIB
Biaya overhead terkelola dengan efektif yang tercermin dari penuruhan biaya overhead sebesar 4,6% menjadi Rp3,0 triliun per Juni 2020 melalui penerapan inisiatif pengelolaan biaya secara berkelanjutan di seluruh lini bisnis dan unit pendukung yang disertai dengan pengurangan biaya umum dan administrasi sehubungan adanya pengaturan bekerja dari rumah selama pandemi.
Dia melanjutkan, sejalan dengan kondisi pasar saat ini di mana industri menghadapi perlambatan dalam pertumbuhan kredit, total kredit Bank turun 14,6% menjadi Rp115,7 triliun. "Bank terus mempertahankan sikap konservatif dan menyelaraskan pertumbuhan portofolio dengan postur risiko yang makin diperketat mengingat situasi pandemi saat ini," ungkap dia.
Pada Juni 2020, meskipun kredit Perbankan Global turun 5,4% menjadi Rp35,8 triliun, kredit ini berhasil tumbuh sebesar 1,4% dibandingkan kuartal sebelumnya didukung oleh segmen Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sementara, Kredit Non-Ritel Community Financial Services (CFS) turun 22,3% menjadi Rp42,4 triliun karena Bank menerapkan strategi untuk membatasi risiko (de-risking) bagi Perbankan Bisnis untuk mengatur kembali portofolio yang tidak sesuai dengan tingkat risiko (risk appetite) Bank.
Pinjaman Ritel CFS turun 12,9% menjadi Rp37,5 triliun yang disebabkan oleh penurunan daya beli masyarakat di tengah masa yang menantang ini. Sementara tingkat non-performing loan (NPL) Bank sebesar 5,0% (gross) dan 2,9% (net) pada Juni 2020 dibandingkan dengan 3,1% (gross) dan 1,7% (net) pada Juni 2019.
"Hal ini disebabkan oleh menurunnya saldo kredit pada Juni 2020 dan penerapan standar akuntansi baru PSAK 71 atau IFRS 9 secara penuh efektif mulai Januari 2020, serta dampak situasi pandemi yang mempengaruhi beberapa nasabah," kata dia.
Bank terus menempuh langkah proaktif untuk membantu nasabah menghadapi tantangan dan fokus pada restrukturisasi kredit untuk menjaga kualitas aset. Posisi modal Bank tetap kuat dengan Rasio Kecukupan Modal (CAR) sebesar 22,1% pada Juni 2020 dibandingkan dengan 19,1% pada periode yang sama tahun lalu dan total modal Rp26,4 triliun pada Juni 2020 dibandingkan Rp26,2 triliun pada Juni 2019.
Dia melanjutkan, sejalan dengan kondisi pasar saat ini di mana industri menghadapi perlambatan dalam pertumbuhan kredit, total kredit Bank turun 14,6% menjadi Rp115,7 triliun. "Bank terus mempertahankan sikap konservatif dan menyelaraskan pertumbuhan portofolio dengan postur risiko yang makin diperketat mengingat situasi pandemi saat ini," ungkap dia.
Pada Juni 2020, meskipun kredit Perbankan Global turun 5,4% menjadi Rp35,8 triliun, kredit ini berhasil tumbuh sebesar 1,4% dibandingkan kuartal sebelumnya didukung oleh segmen Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sementara, Kredit Non-Ritel Community Financial Services (CFS) turun 22,3% menjadi Rp42,4 triliun karena Bank menerapkan strategi untuk membatasi risiko (de-risking) bagi Perbankan Bisnis untuk mengatur kembali portofolio yang tidak sesuai dengan tingkat risiko (risk appetite) Bank.
Pinjaman Ritel CFS turun 12,9% menjadi Rp37,5 triliun yang disebabkan oleh penurunan daya beli masyarakat di tengah masa yang menantang ini. Sementara tingkat non-performing loan (NPL) Bank sebesar 5,0% (gross) dan 2,9% (net) pada Juni 2020 dibandingkan dengan 3,1% (gross) dan 1,7% (net) pada Juni 2019.
"Hal ini disebabkan oleh menurunnya saldo kredit pada Juni 2020 dan penerapan standar akuntansi baru PSAK 71 atau IFRS 9 secara penuh efektif mulai Januari 2020, serta dampak situasi pandemi yang mempengaruhi beberapa nasabah," kata dia.
Bank terus menempuh langkah proaktif untuk membantu nasabah menghadapi tantangan dan fokus pada restrukturisasi kredit untuk menjaga kualitas aset. Posisi modal Bank tetap kuat dengan Rasio Kecukupan Modal (CAR) sebesar 22,1% pada Juni 2020 dibandingkan dengan 19,1% pada periode yang sama tahun lalu dan total modal Rp26,4 triliun pada Juni 2020 dibandingkan Rp26,2 triliun pada Juni 2019.
(akr)
tulis komentar anda