Seperti ini Strategi Nyeleneh Korporasi Dunia, Bertahan Di Tengah Pandemi

Senin, 03 Agustus 2020 - 09:05 WIB
Presiden Donal Trump pun mengatakan, ini merupakan salah satu kesepakatan paling penting dalam sejarah industri farmasi Amerika. Selain dapat memproduksi obat Corona dalam jumlah yang banyak dan cepat, kesepakatan ini juga akan menciptakan ratusan lapangan kerja untuk penduduk Amerika.

Menurut Gedung Putih, begitu beroperasi penuh, Kodak akan mampu memproduksi 25% bahan-bahan aktif obat generik yang diperlukan semua obat nonbiologis dan nonantibakteri yang ada di Amerika.

Kodak Company, bukan perusahaan penyedia peralatan fotografi pertama yang banting setir jadi produsen obat. Sebelumnya Fujifilm sudah lebih dahulu merambah dunia farmasi.

Perusahaan asal Jepang yang juga terkenal memproduksi kamera ini, telah resmi membuat obat flu bermerek Avigan, yang dinyatakan efektif melawan virus Corona melalui anak perusahaannya Fujifilm Toyama Chemical.

Avigan sebenarnya sudah dikembangkan sejak 2014 dan kini obat tersebut telah diberikan pada pasien corona di Jepang sejak Februari. Uji klinis juga sudah dilakukan pada 200 pasien di rumah sakit Wuhan dan Shenzhen.

Anak perusahaan Fujifilm di Texas Amerika, yakni Fujifilm Holdings Corp, dikabarkan juga telah mendapat kontrak senilai USD 265 juta dollar AS atau setara dengan Rp 3,8 triliun dari Pemerintah Amerika Serikat. Kontrak tersebut digunakan untuk meningkatkan produksi vaksin potensial Covid-19.

Sebelumnya, anak perusahaan Fujifilm yang lain, yakni Fujifilm Diosynth, telah berhasil memproduksi secara massal bahan dasar vaksin virus Novavax, NVX-CoV2373. Atas keberhasilan ini pabrik Fujifilm di Amerika pun didorong untuk juga bisa mengembangkan vaksin antivirus Corona.

Dengan keberhasilan ini boleh jadi ke depan Fujifilm akan lebih banyak lagi memproduksi Avigan dan terus menyempurnakan vaksin antivirus yang telah dikembangkannya itu. Di saat pandemi tentunya obat dan vaksin akan jadi produk yang lebih menguntungkan daripada menjual kamera.

Lain lagi strategi yang dilakukan oleh raksasa otomotif Amerika, Ford Motor Co. Sejumlah pabrik Ford yang ada di Eropa di tutup, di Amerika, Ford juga tengah memertimbangkan untuk menutup pabriknya. Perusahaan asal Amerika Serikat itu memprediksi bakal mengalami kerugian USD5 miliar atau sekitar Rp77 triliun pada kuartal II 2020 ini.

Untuk memperkecil kerugian yang diderita, Ford Motor pun kini mlai memroduksi alat vrntilator. Alat bantu pernafasan ini sekarang amat dibutuhkan, ketika saat wabah corna menerjang. Apalagi saat ini di Eropa dan Amerika mereka yang terjangkit virus mematikan ini jumlahnya terus bertambah.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More