Petani dan Penyuluh Kostratani Jember Diajari Cara Mengendalikan Hama
Selasa, 04 Agustus 2020 - 12:05 WIB
JEMBER - Para petani dan penyuluh di Kabupaten Jember akan mendapatkan pengetahuan cara mengendalikan hama melalui kegiatan pertanian cerdas iklim (CSA) proyek Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP).
Di Kabupaten Jember, Jawa Timur, lokasi SIMURP berada dua daerah irigasi (DI) yaitu DI Talang dan DI Pondok Waluh. Dari kegiatan SIMURP diharapkan dapat meningkatkan Intensitas Pertanaman (IP) melalui kegiatan Pertanian Cerdas Iklim (Climate Smart Agriculture/CSA).
Kegiatan ini mengajarkan budidaya pertanian yang tahan terhadap dampak perubahan iklim. sehingga meningkatkan produksi dan produktivitas, mengurangi gagal panen, mengurang/menurunkan Gas Rumah Kaca (GRK) yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan petani khususnya di Daerah Irigasi Proyek SIMURP.
Untuk itu, perlu disiapkan penyuluh pertanian yang paham CSA. Rencananya, Agustus ini Jember akan melaksanakan Training of Trainer (ToT) CSA Proyek SIMURP. Selain untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan penyuluh tentang CSA sekaligus untuk mempersiapkan mereka sebagai fasilitator dalam pelatihan bagi petani penerima manfaat.
Salah satu materi penting yang akan disampaikan pengajar dalam ToT adalah bagaimana menerapkan pengendalian hama terpadu ramah lingkungan.
Sejauh ini petani Jember telah menerapkan dengan baik melalui Gerdal (Gerakan Pengendalian Hama) secara terpadu khususnya pada tanaman padi mengingat saat ini padi di Jember terkena serangan wereng. Upaya peningkatan produksi padi diarahkan untuk mencapai swasembada beras secara berkelanjutan.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, penyuluh harus cerdas. bila penyuluh pertaniannya cerdas, dapat dipastikan para petaninya juga cerdas.
“Dengan kompetensi penyuluh yang mumpuni menguasai pengetahuan hulu sampai hilir dengan baik maka petaninya juga akan menerapkan budidaya, penanganan pasca panen dan pemasaran yang baik pula,” katanya, Selasa (4/8/2020).
Menteri Pertanian juga mengatakan sektor pertanian tergolong sektor yang tangguh, terbukti kondisi pangan kita cukup survive. Ini tentunya peran para penyuluh dan petani yang terus bekerja tidak pernah berhenti mski pandemic Covid-19 belum berakhir.
Di Kabupaten Jember, Jawa Timur, lokasi SIMURP berada dua daerah irigasi (DI) yaitu DI Talang dan DI Pondok Waluh. Dari kegiatan SIMURP diharapkan dapat meningkatkan Intensitas Pertanaman (IP) melalui kegiatan Pertanian Cerdas Iklim (Climate Smart Agriculture/CSA).
Kegiatan ini mengajarkan budidaya pertanian yang tahan terhadap dampak perubahan iklim. sehingga meningkatkan produksi dan produktivitas, mengurangi gagal panen, mengurang/menurunkan Gas Rumah Kaca (GRK) yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan petani khususnya di Daerah Irigasi Proyek SIMURP.
Untuk itu, perlu disiapkan penyuluh pertanian yang paham CSA. Rencananya, Agustus ini Jember akan melaksanakan Training of Trainer (ToT) CSA Proyek SIMURP. Selain untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan penyuluh tentang CSA sekaligus untuk mempersiapkan mereka sebagai fasilitator dalam pelatihan bagi petani penerima manfaat.
Salah satu materi penting yang akan disampaikan pengajar dalam ToT adalah bagaimana menerapkan pengendalian hama terpadu ramah lingkungan.
Sejauh ini petani Jember telah menerapkan dengan baik melalui Gerdal (Gerakan Pengendalian Hama) secara terpadu khususnya pada tanaman padi mengingat saat ini padi di Jember terkena serangan wereng. Upaya peningkatan produksi padi diarahkan untuk mencapai swasembada beras secara berkelanjutan.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, penyuluh harus cerdas. bila penyuluh pertaniannya cerdas, dapat dipastikan para petaninya juga cerdas.
“Dengan kompetensi penyuluh yang mumpuni menguasai pengetahuan hulu sampai hilir dengan baik maka petaninya juga akan menerapkan budidaya, penanganan pasca panen dan pemasaran yang baik pula,” katanya, Selasa (4/8/2020).
Menteri Pertanian juga mengatakan sektor pertanian tergolong sektor yang tangguh, terbukti kondisi pangan kita cukup survive. Ini tentunya peran para penyuluh dan petani yang terus bekerja tidak pernah berhenti mski pandemic Covid-19 belum berakhir.
tulis komentar anda